Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti memaparkan capaian satu tahun program prioritas Kemendikdasmen pada Taklimat Media "Gerak Cepat Pendidikan Bermutu untuk Semua" di Jakarta, Rabu, 22 Oktober 2025. Dok. Kemendikdasmen dilansir dari Tempo.co
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menegaskan bahwa pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik (TKA) 2025 harus menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi peserta didik, bukan sumber ketegangan atau beban psikologis.
Hal itu disampaikan Mu’ti dalam Rapat Koordinasi Nasional TKA 2025 yang digelar di Jakarta pada Jumat, 24 Oktober 2025, bersama kepala dinas pendidikan provinsi, kabupaten/kota, serta unit pelaksana teknis di seluruh Indonesia.
"Karena tidak wajib, semua peserta yang ikut adalah mereka yang siap. Kami ingin membawa suasana TKA ini menjadi pengalaman yang menyenangkan, bukan menegangkan," ujar Mu’ti. "Dengan begitu, hasil TKA dapat mencerminkan kemampuan otentik tiap peserta dan menjadi masukan berharga bagi pengambil kebijakan." Dikutip dari Tempo.co
Mu’ti menambahkan, pelaksanaan TKA diharapkan tidak hanya berfungsi sebagai alat ukur kemampuan akademik, tetapi juga menjadi sarana pemetaan dan pengembangan potensi siswa secara holistik. Tes ini, katanya, diharapkan mampu memberi semangat baru bagi siswa, khususnya mereka yang sedang menempuh pendidikan di jenjang SMA/SMK dalam mempersiapkan diri menuju pendidikan tinggi.
Tahun ini, jumlah pendaftar TKA jenjang SMA mencapai lebih dari 3,5 juta peserta, atau sekitar 85 persen dari total sasaran nasional. Data hasil TKA nantinya akan digunakan sebagai basis pemetaan kemampuan akademik nasional yang membantu pemerintah dalam merumuskan kebijakan pendidikan berbasis bukti (evidence-based policy).
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Toni Toharudin, menjelaskan bahwa TKA bukan sekadar ujian, tetapi bagian integral dari sistem evaluasi pendidikan nasional.
"Data hasil TKA nantinya menjadi evidence-based yang penting untuk menyusun kebijakan dan memastikan bahwa setiap anak Indonesia mendapat kesempatan yang adil untuk berkembang sesuai potensinya," kata Toni.
Pemerintah juga memastikan bahwa pelaksanaan TKA 2025 ramah disabilitas dan inklusif. BSKAP telah menyiapkan fasilitas pendukung seperti screen reader untuk peserta tunanetra, soal tanpa grafik, serta penyesuaian tata letak dan navigasi aplikasi agar mudah digunakan. Selain itu, jadwal susulan akan disediakan bagi siswa dengan kondisi khusus, seperti yang sedang mengikuti PKL, pertukaran pelajar, atau kompetisi nasional dan internasional.


















































