KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID-Ibu Sheila merupakan salah satu nasabah inspiratif BTPN Syariah di Kecamatan Mandonga, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara. Ia menjadi sosok yang menginspirasi karena telah lama bersama BTPN Syariah dari 2022.
Usahanya semakin berkembang karena selalu menerapkan empat perilaku unggul, yakni Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu (BDKS) serta telah menginspirasi bagi warga sekitar.
Bermula dari pembiayaan Rp5 juta, Ibu Sheila percaya diri untuk mengembangkan usaha kue keringnya. Kini, usaha Ibu Sheila semakin tumbuh dan pembiayaan dari BTPN Syariah juga terus meningkat hingga Rp49 juta.
Hal ini sejalan dengan omzet Ibu Sheila yang juga terus tumbuh dari waktu ke waktu. Saat ini, Ibu Sheila mengantongi omzet hingga Rp50 juta-Rp60 juta per bulan dan memiliki tujuh karyawan.
Bertumbuhnya Ibu Sheila sebagai nasabah inspiratif tak lepas dari pendampingan yang diberikan oleh #bankirpemberdaya saat kumpulan.
"Saya mendapatkan manfaat dengan adanya kumpulan karena tidak merasa berjuang sendiri, tapi bersama-sama dan saling menginspirasi satu sama lain. Jadi, tidak hanya tahu cara mengelola keuangan agar dapat mengangsur tepat waktu, tapi juga mendapatkan pengetahuan dan pendampingan," ujar Ibu Sheila dalam keterangan tertulisnya, Selasa (6/5/2025).
Ia mengakui, semua ini tak lepas dari empat perilaku unggul nasabah BDKS yang selalu diterapkan dalam keseharian, sesuai yang diajarkan oleh petugas BTPN Syariah melalui kumpulan dua minggu sekali. Di mana dalam kumpulan ini membuat nasabah menjadi disiplin, saling bantu, sehingga timbul solidaritas dan kebersamaan antar sesama anggota sentra.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Kecamatan Mandonga, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara, Arwan Laura menilai bahwa pendampingan terhadap masyarakat inklusi memang dibutuhkan untuk membuat mereka menjadi lebih berdaya, sehingga berdampak terhadap perekonomian keluarga. Ia setuju dengan pola pemberdayaan yang dilakukan BTPN Syariah terhadap segmen ultra mikro melalui kumpulan.
“Terima kasih sudah memberikan pendampingan terhadap masyarakat inkusi, khususnya perempuan di Kecamatan Mandonga," ujar Arwan.
Dengan pendampingan BTPN Syariah, Arwan menilai masyarakat inklusi dapat mengembangkan usahanya. Dengan demikian, tak hanya berdampak terhadap diri sendiri dan keluarga, melainkan juga warga sekitar.
"Melalui pemberdayaan dari BTPN Syariah, masyarakat menjadi tahu cara menjadi wirausaha, sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan," puji Arwan.
Maka dari itu, Arwan berkomitmen akan terus mendukung model bisnis BTPN Syariah di Sulawesi Tenggara. Ia juga berharap jumlah nasabah di Kecamatan Mandonga terus bertambah, sehingga akan ada lebih banyak lagi masyarakat inklusi yang mendapatkan pendampingan dari BTPN Syariah.
"Saya berharap lebih banyak lagi warga di Kecamatan Mandonga yang mendapatkan pelayanan dari BTPN Syariah, sehingga warga di sini tumbuh dan memiliki kehidupan yang lebih baik ke depannya," harapnya.
Sebagai informasi, BTPN Syariah memberdayakan masyarakat melalui kumpulan. Dengan kegiatan yang dilakukan dua minggu sekali tersebut, Bank memberikan akses keuangan berupa layanan perbankan serta akses pengetahuan dengan berbagai program pelatihan dan pengembangan.
"Kumpulan menjadi wadah BTPN Syariah dalam memberdayakan dan mendampingi masyarakat inklusi, yaitu ibu-ibu di Surabaya, sehingga mampu membangun empat perilaku unggul nasabah, yakni BDKS," ungkap Pimpinan Wilayah Sulawesi Tenggara BTPN Syariah, Ali Andi Leon Arkantoro.
Kumpulan juga membuat hubungan ibu-ibu nasabah lebih solid dan kekeluargaan, sehingga saling mendukung satu sama lain dalam membangun usaha dan menggapai impian.
Kehadiran nasabah dalam kumpulan menjadi sangat penting untuk memastikan nasabah mendapatkan proses pelatihan dan pendampingan dengan optimal serta manfaat berjenjang untuk mewujudkan hidup yang lebih berarti.
Corporate & Marketing Communication Head BTPN Syariah, Ainul Yaqin menambahkan, BTPN Syariah merupakan satu-satunya bank syariah yang fokus memberdayakan masyarakat inklusi, memberikan akses keuangan dengan menyediakan layanan perbankan yang tepat sesuai kebutuhan masyarakat.
Serta juga akses pengetahuan dengan memberikan pemberdayaan yang berguna untuk mengembangkan usaha dan mencapai kehidupan yang lebih berarti.
Bahwa ujungnya, dalam proses bisnis BTPN Syariah adalah membangun perilaku unggul nasabah segmen ultra mikro, yaitu BDKS: Berani Berusaha, Disiplin, Kerja Keras, dan Saling Bantu atau Solidaritas. Di mana solidaritas tersebut akan terbangun menjadi daya tahan yang baik untuk menghadapi apapun kondisi komunitas secara bersama-sama.
"Dengan semangat tersebut, tentunya akan semakin tajam dengan meningkatnya kehadiran nasabah dikumpulan. Sehingga, hadir dikumpulan adalah sebuah keharusan untuk mendapatkan semua akses yang diberikan oleh BTPN Syariah," jelas Ain.
Sebagai informasi, BTPN Syariah telah menyalurkan pembiayaan sekitar Rp69 miliar kepada lebih dari 25 ribu nasabah yang merupakan masyarakat inklusi di Sulawesi Tenggara per kuartal I 2025. (KP)