Angka Kematian Ibu dan Bayi Meningkat

5 hours ago 7

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID--Memiliki anak adalah impian setiap keluarga. Tapi bagi wanita, proses kehamilan dan persalinan adalah momentum pertaruhan nyawa. Di Kendari, kasus kematian ibu dan anak ketika proses kehamilan masih saja terjadi. Tahun 2024, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari mencatat 50 kasus kematian atau meningkat dibanding tahun 2023.

Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Kendari dr. Hasmirah mengatakan kasus kematian ibu dan anak mengalami peningkatan. Pemicunya beragam mulai pendarahan, hipertensi pada kehamilan hingga kelahiran prematur.

"Sepanjang tahun 2024, sebanyak 7 ibu dan 43 bayi kehilangan nyawa. Angka ini meningkat dibandingkan tahun 2023, yang mencatat 6 kematian ibu dan 42 kematian bayi. Meski jumlah ini masih di bawah target nasional, kondisi ini tetap menjadi perhatian serius bagi kami," ujarnya kemarin.

Tidak hanya mencatat angka kematian, pihaknya juga melakukan audit maternal dan perinatal, atau audit kematian ibu dan bayi.

Audit tersebut dilakukan setiap tiga bulan oleh tim khusus yang terdiri dari dokter kandungan, dokter anak, dan tenaga kesehatan lainnya. “Audit ini bertujuan untuk mengetahui penyebab utama kematian ibu dan bayi, sehingga kami bisa mengambil langkahlangkah pencegahan yang lebih efektif,” jelasnya.

Penyebab utama kematian ibu sambungnya, adalah preeklamsia, hipertensi dalam kehamilan, komplikasi kehamilan, serta pendarahan hebat saat persalinan.

“Sebagian besar kasus sebenarnya bisa dicegah jika masalah kesehatan ibu terdeteksi sejak awal kehamilan. Oleh karena itu, kami mengimbau ibu hamil untuk rutin memeriksakan kehamilan sejak dini,” tambahnya.

Sementara itu, penyebab utama kematian bayi di Kota Kendari adalah asfiksia atau kekurangan oksigen pada otak, gangguan pernapasan, kelainan bawaan dalam kandungan, serta kelahiran prematur juga berkontribusi terhadap tingginya angka kematian bayi.

“Bayi yang lahir prematur memiliki organ tubuh yang belum berkembang sempurna, terutama paru-paru, sehingga rentan mengalami gangguan pernapasan yang berujung pada kematian,” paparnya.

Hasmirah menegaskan untuk meminimalisir hal tersebut, diperlukan pemeriksaan awal guna mendeteksi dini kelainan atau masalah kesehatan lainnya selama kehamilan.

Jika seorang ibu merencanakan kehamilan atau mengalami keterlambatan menstruasi, ia menyarankan agar segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan, seperti puskesmas, rumah sakit, atau praktik bidan dan dokter.

“Semakin dini seorang ibu hamil mendapatkan pemeriksaan, semakin besar peluang untuk mendeteksi dan menangani penyakit sejak awal, sehingga risiko kematian ibu dan bayi bisa diminimalisir,” pungkasnya. (b/iky)

Read Entire Article
Kendari home | Bali home | Sinar Harapan