Jenazah WNI Argo Prasetyo Dipulangkan dari Kamboja, KBRI Desak Investigasi Tuntas Dugaan Penganiayaan

3 days ago 8
Ega Prasetya (tengah) memegang foto abang kandungnya Argo Prasetiyo, yang meninggal dunia di Kamboja, saat melapor ke kantor Badan Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Sumatera Utara, Selasa (14/10/2025).(KOMPAS.com/CRISTISON SONDANG PANE) dilansir dari kompas.com

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Jenazah warga negara Indonesia (WNI) Argo Prasetyo (AP), asal Langkat, Sumatera Utara, akhirnya diberangkatkan dari Phnom Penh, Kamboja, pada Kamis (13/11/2025). Jenazah dijadwalkan tiba di Bandara Kualanamu, Sumatera Utara, pada Jumat (14/11/2025) dan langsung diserahkan kepada pihak keluarga.

AP meninggal pada 30 September 2025 akibat cedera kepala berat, sebagaimana tercatat dalam laporan resmi Kepolisian Kamboja. Ia ditemukan dalam kondisi terlantar di pinggir jalan di Provinsi Svay Rieng, sekitar 120 kilometer dari Phnom Penh dan dekat perbatasan Kamboja-Vietnam.

Saat ditemukan, AP sempat disangka warga Vietnam karena tidak mampu berkomunikasi dengan jelas akibat luka di wajah dan tubuhnya. Identitasnya baru terungkap setelah informasi tentang keberadaannya viral di media sosial. KBRI Phnom Penh kemudian menemukan AP tengah dirawat di RS Umum Svay Rieng, namun ia meninggal pada sore hari di tanggal yang sama.

AP diduga bekerja secara non-prosedural di Kamboja, sehingga lokasi kerjanya sebelum kejadian belum dapat dipastikan. Kondisi ini sempat menghambat proses pemulangan jenazah. Pemulangan akhirnya terlaksana berkat donasi yang dihimpun dari berbagai pihak.

KBRI Phnom Penh telah meminta aparat hukum Kamboja melakukan investigasi menyeluruh atas dugaan penganiayaan yang menyebabkan kematian AP. Proses penyelidikan masih berlangsung dan terus dipantau perwakilan RI.

Hingga triwulan III tahun 2025, KBRI Phnom Penh menangani 4.030 kasus yang melibatkan WNI angka yang meningkat lebih dari 50 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya. Duta Besar RI untuk Kamboja, Santo Darmosumarto, kembali mengingatkan masyarakat agar tidak mudah tergiur tawaran kerja luar negeri dengan iming-iming gaji tinggi dan persyaratan mudah.

Read Entire Article
Kendari home | Bali home | Sinar Harapan