Chappy Hakim, Ultah, Peluncuran Buku, dan Bincang Santai yang Luar Biasa

3 days ago 10

Jakarta-Kantor Penerbit Yayasan Obor yang penuh dengan buku, baik buku baru yang memang dipajang dan dijual, juga rak-rak buku koleksi penerbit, seperti menjadi ruang rapat para mantan petinggi negara dan tokoh pergerakan. Maklum, Rabu siang (17/12/2025) itu  ada hajat dari seorang mantan petinggi TNI, tepatnya Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) periode 2002-2005, Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim yang merayakan ulang tahunnya ke-78 sembari meluncurkan buku tentang ibundanya berjudul “Mamak Pulang”.

Layaknya perayaan ultah, maka keluarga besar Chappy pun berkumpul. Ada sang istri Pusparani Hasjim, salah satu puterinya, Tascha Liudmila, adiknya, Budiman, dan seorang kakak. Selain Chappy, mereka semua menulis buku. Buku mereka pun diperkenalkan saat acara yang dibalut dengan tema “Peluncuran Buku dan Bincang Santai”. Acara dipandu Direktur Yayasan Obor. Kartini Nurdin.

Bila Cahppy Hakim sangat aktif menulis, beragam tema, itu tak lepas dari kesadaran akan pentingnya menulis sesuatu agar dapat dibaca masyarakat luas. Dan darah menulisnya rupanya turun langsung dari sang ayah, Abdul Hakim, seorang jurnalis dan pendiri Kantor Berita Nasional “ANTARA” bersama Adam Malik (kemudian menjadi  Wakil Presiden mendampingi Soeharto, 1978-1983), AM Sipahoetar, Pandu Kartawiguna, Soemanang, dan tokoh-tokoh pergerakan lainnya

Bagaimana sang ayah begitu tegas dan disiplin dalam mendidik anak-anaknya, menjadi kenangan yang terlupakan karena anak-anak dan cucu kemudian merasakan buah dari parenting meski kadang masih menyimpan kenangan pahit saat dimarahi. Semua itu tidak mengurangi kecintaan mereka dan bentuk cinta itu salah satunya diwujudkan dalam bentuk buku berjudul “Abdul Hakim, Wartawan Antara; Dalam Kenangan Anak Cucu” (Penerbit Kompas 2020).

Setelah lima tahun, keluarga Chappy Hakim menerbitkan buku ihwal sang bunda berjudul “Mamak Pulang”. Buku inilah yang diterbitkan Yayasan Obor Indonesia ini seakan menjadi kado sekaligus bentuk keadilan terhadap orang tua. Adik Cahppy yang ikut menulis buku “Mamak Pulang“ dan memberi sambutan di acara ini mengatakan, rasanya tidak adil bila kita tidak menulis tentang ibu. “Nanti kalo ibu bangkit dari kubur gimana?”seloroh Budiman

Sejumlah tokoh hadir dalamacara yang cukup sederhana tapi sangat guyub, di antaranya mantan Menteri Pendidikan Prof Wardiman Djojonegoro; mantan Menteri Luar Negeri Nur Hassan Wirajuda; mantan Menteri BUMN Laksamana Sukardi; dua mantan Panglima TNI dan Menko Polhukam dari TNI AU, Marsekal TNI (Purn) Djoko Suyanto dan Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto; mantan KSAU Rilo Pambudi.

Selain itu ada mantan Rektor Universitas Multimedia Nusantara Ninok Leksono; cendekiawan dsan mantan jurnalis Sinar Harapan, Nasir Tamara, aktivis Malari Hariman Siregar, sejarawan Prof Taufik Abdullah dan diplomat senior Prof Makarim Wibisono yang kemudian menjadi pembimbing/promotor Chappy  Hakim yang kini menempuh S-3 di Unas Jakarta.

Puteri Chappy Hakim, Tascha Liudmila, saat memberi sambutan dan mengumumkan buku yang ditulisnya

Wajibkan Perwira Menulis

Chappy memang sangat aktif menulis dan sangat mengetahui manfaat dari menulis yakni mengabadikan semua pengalaman kita  yang patut diketathui umum dan akan sangat banyak manfaatnya. Karena itu ketikamenjadi KSAU dia memerintahkan semua perwira untuk menulis, “menulis apa saja, yang penting menulis, jangan pikirkan benar salah, jelek bagus. Dari menulis nanti akan kita baca lagi ada yg jelek kita perbaiki dan seterusknya. Tak ayal smeua perwira pun menulis, banyak yang kelabakan. “Luar biasa anjuran Pak Chappy, saya pun terpaksa menulis, hehehe” ungkap Djoko Suyanto.

Djoko Suyanto  sendiri mengaku telah menulis autobiografi sejak 2005, namun hingga kini belum juga rampung. Sementara itu, Hadi Tjahjanto menyebut tengah menyiapkan biografi yang menyoroti pengalamannya terlibat dalam penanganan pandemi COVID-19 saat menjabat Panglima TNI.

Setelah pensiun dari TNI AU, Chappy Hakim terus  menulis.  Pada Agustus 2024, Chappy bahkan menggelar pameran tunggal 50 buku karyanya di Perpustakaan Nasional, bertepatan dengan peringatan HUT ke-79 Republik Indonesia. Selain ‘Mamak Pulang’, tiga bukunya yang lain turut diterbitkan: ‘Mimpi Demokrasi’, ‘FIR dan Kedaulatan Negara di Udara’, serta ‘Keamanan Nasional dan Penerbangan’.

Mantan Menlu Hassan Wirayudha saat memberikan kesannya.

Kedaulatan di Udara

Mantan Menlu Hassan Wirayudha sempat diminta memberikan kesan-pesannya pada utah Chappy Hakim ke78 dan ia pun teringat perjuangan Chappy soal perlu kedaulatan negara dalam hal pengelolaan wilayah udara atau FIR (Flight Information Region), terutama di wilayah Riau dan kepulauan Natuna. “Dalam soal FIR ini saya satu suara, satu pandangan dengan Pak Chappy.”

Hassan menceritakan kesaksiannya saat ikut kunjungan Presiden Megawati ke Singapura 2002. “Dalam pertemuan dengan pejabat tinggi Sinapura, termasuk ada PM Lee Kuan Yew, Megawati menyinggung soal kedaulatan pengelolaan udara (FIR). Pada saat itu saya melihat semua pejabat Singapura yang hadir agak kaget dan mukannya merah. Jadi yang pertama mempermasalahkan pengelolaan FIR oleh Singapura adalah Presiden Megawati,”

Nah, dalam jajaran pejabat dan tokoh yang tak henti mengungkap dan mempersoalkan bagaiaman FIR harus kembali pada Indonesia adalah Chappy Hakim dan Hassan menegaskan dirinya sangat setuju karena itu menyangkut kedaulatan negara kita.

”Sayangnya, banyak pejabat kita yang mendukung Singapura dengan berbagai alasan, termasuk ada Dubes kita seperti menjadi Humasnya Pemerintah Singapura dalam soal FIR ini, sungguh menyedihkan. Apakah Singapura sangat pandai mengakali kita? atau sebaliknya, “Kita yang bodoh?” (sur)

Read Entire Article
Kendari home | Bali home | Sinar Harapan