3 hours ago
3
Ilustrasi dunia pendidikan
KENDARIPOS.CO.ID--Kota Kendari mengukir sejarah baru dalam dunia pendidikan dengan menghapus tes Calistung (baca, tulis, hitung) sebagai syarat penerimaan siswa baru di Sekolah Dasar (SD). Langkah ini menandai komitmen pemerintah kota untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif, ramah anak, dan berfokus pada pengembangan kesiapan emosional serta sosial siswa.
Wali Kota Kendari, Siska Karina Imran mengatakan masa transisi dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ke SD adalah fase krusial. Olehnya, fase ini yang harus dirancang sedemikian rupa agar anak-anak merasa bahagia, termotivasi dan percaya diri.
"Kita ingin memastikan bahwa setiap anak memasuki SD dengan hati riang, tanpa dibebani oleh tekanan akademik yang prematur," kata Siska Karina Imran ketika menyampaikan pengarahan pada sosialisasi Transisi dari PAUD ke SD yang menyenangkan bersama guru PAUD dan guru SD di aula Samaturu Balai Kota Kendari, Selasa (16/9).
Penghapusan tes Calistung lanjutnya, bukan sekadar perubahan teknis, melainkan sebuah transformasi paradigma dalam memandang pendidikan.
Pemkot Kendari meyakini kesiapan masuk SD tidak hanya diukur dari kemampuan membaca, menulis, dan berhitung, tetapi juga dari kesiapan mental, sosial, dan emosional anak.Saat ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Kendari telah merancang tiga program prioritas untuk mendukung transisi PAUD-SD yang menyenangkan.
Pertama, penguatan kompetensi guru melalui pelatihan bersama yang berfokus pada pemahaman kebutuhan anak dan pendekatan pembelajaran adaptif. "Kedua, penerapan kelas awal yang ramah anak di SD, dengan pembelajaran berbasis bermain, bercerita, bernyanyi, dan proyek sederhana. Ketiga, peningkatan keterlibatan aktif orang tua dalam mendampingi anak," jelas Politisi Partai NasDem ini.
Ikuti KENDARI POS di Google News
Dapatkan update cepat dan artikel pilihan langsung di beranda Anda.
