Anak 15 Tahun Diduga Jadi Korban Salah Tangkap Polisi di Magelang

4 hours ago 3
Ilustrasi. Seorang remaja 15 tahun, DRP, diduga jadi korban salah tangkap dan penyiksaan oleh aparat di Magelang.

KENDARIPOS.CO.ID--Seorang anak berusia 15 tahun berinisial DRP diduga menjadi korban salah tangkap dan penyiksaan oleh aparat di Kota Magelang, Jawa Tengah. Tak hanya itu, data pribadi korban juga tersebar tanpa izin hingga menimbulkan trauma mendalam.

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Yogyakarta yang mendampingi korban menyebut keluarga tidak terima dengan perlakuan aparat dan resmi melaporkan kasus ini ke Polda Jateng. “Ada tim LBH yang hari ini laporan ke Propam,” kata Direktur LBH Yogyakarta, Julian Duwi Prasetia, Selasa (16/9).

Ibunda korban, Dita, menuturkan anaknya sama sekali tidak ikut demonstrasi yang berujung ricuh pada 29 Agustus 2025 di depan Polres Magelang Kota. DRP, kata dia, hanya kebetulan berada di sekitar lokasi ketika hendak COD jaket bersama temannya. “Anak saya ditangkap, dibawa ke kantor polisi, besok sorenya baru dilepas dalam keadaan babak belur,” Ujarnya dikutip dari cnn indonesia, rabu (17/9).

LBH menilai ada tiga dugaan pelanggaran yang dilakukan aparat, yaitu penangkapan sewenang-wenang, penyiksaan terhadap anak tanpa pendampingan orang tua, serta penyebaran data pribadi. “Yang dilaporkan Kapolres Magelang Kota dan Kasatreskrim,” kata penasihat hukum keluarga, Royan Juliazka Chandrajaya.

Royan memaparkan DRP sempat ditahan semalam tanpa alas tidur, tidak diberi makan, dicampur dengan tahanan dewasa, hingga mengalami kekerasan fisik. Keesokan harinya, korban diduga kembali dipukul, ditampar, ditendang, bahkan dicambuk dengan selang oleh oknum aparat.

Parahnya, data pribadi DRP seperti nama, alamat, hingga foto tersebar di grup WhatsApp warga dengan label “pelaku perusakan”. Akibatnya, DRP dirundung teman, trauma, hingga terancam dikeluarkan dari sekolah.


Ikuti KENDARI POS di Google News

Dapatkan update cepat dan artikel pilihan langsung di beranda Anda.

Read Entire Article
Kendari home | Bali home | Sinar Harapan