Tumbuhkan Kesadaran Remaja, Unusra Gelar Edukasi Seksual Komprehensif bagi Siswa di SMAN 14 Konsel

1 day ago 5
Foto bersama setelah pelaksanaan kegiatan, Sabtu (26/7/2025).

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- - Dalam upaya mendorong pemahaman siswa terhadap isu-isu seksual dan hukum, Universitas Nahdlatul Ulama Sulawesi Tenggara (Unusra) menggelar kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) bertema "Edukasi Seksual, Komunikasi Efektif, dan Aspek Hukum bagi Remaja".

Kegiatan ini berlangsung di Aula SMAN 14 Konawe Selatan pada Sabtu, 26 Juli 2025.
Kegiatan ini melibatkan tim pengabdian dari Unusra yang diketuai oleh Samsi Burhan, S.Sc., M.Kes., bersama sejumlah dosen dan mahasiswa.

Edukasi yang diberikan mencakup tiga aspek utama, yaitu: edukasi seksual dari aspek biologis, komunikasi efektif dalam menghadapi isu seksualitas, serta konsekuensi hukum yang berkaitan dengan tindakan kejahatan seksual.
Sebanyak 30 siswa dan 3 guru turut serta dalam kegiatan ini dan mengikuti sesi pre-test serta post-test untuk mengukur peningkatan pemahaman mereka. Hasilnya menunjukkan peningkatan yang signifikan, mencerminkan keberhasilan pendekatan edukatif yang diterapkan secara interaktif melalui ceramah, simulasi, dan diskusi kelompok.

Kepala SMAN 14 Konawe Selatan, Nuzul Suryati Hartawati, S.Pd., M.Pd., menyampaikan apresiasi atas kegiatan ini. 

"Kami sangat berterima kasih kepada tim dari Unusra yang telah memberikan materi yang relevan dan bermanfaat. Isu seksualitas masih sering dianggap tabu, padahal sangat penting untuk dipahami oleh siswa dengan pendekatan yang tepat. Kami berharap kegiatan semacam ini bisa terus berlanjut secara berkesinambungan," ujar beliau.

Ketua tim PKM menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk nyata kolaborasi antara kampus dan sekolah dalam menjawab tantangan sosial yang nyata.

"Kami melihat adanya kebutuhan mendesak untuk memberikan pemahaman seksual yang benar, agar siswa bisa membentuk sikap dan perilaku yang bertanggung jawab.

Selain itu, aspek hukum sangat penting agar mereka memahami risiko yang bisa terjadi jika tidak berhati-hati," ungkapnya.

Berkat adanya kegiatan ini, diharapkan siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan teoretis, tetapi juga memiliki keberanian untuk berdiskusi secara terbuka dan kritis mengenai isu-isu yang sebelumnya dianggap sensitif. Kegiatan ini sekaligus menjadi percontohan bahwa sinergi antara pendidikan tinggi dan sekolah menengah dapat menciptakan ruang edukatif yang sehat dan membangun.

Read Entire Article
Kendari home | Bali home | Sinar Harapan