Petugas Bea Cukai melakukan penyimpanan bal berisi pakaian bekas impor ilegal. Foto: Dokumentasi Humas Bea Cukai
KENDARIPOS.CO.ID -- Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman mengungkapkan lonjakan besar impor pakaian bekas ilegal yang masuk ke Indonesia dalam tiga tahun terakhir. Berdasarkan data Kementerian UMKM, volume pakaian bekas impor ilegal meningkat tajam dari 12 ton pada 2023 menjadi sekitar 3.000 ton pada 2024, dan hingga Agustus 2025 sudah mencapai sekitar 2.000 ton.
“Data menunjukkan, impor pakaian bekas ilegal pada 2023 mencapai 12 ton, meningkat drastis menjadi sekitar 3.000 ton pada 2024, dan hingga Agustus 2025 sudah mencapai sekitar 2.000 ton,” ujar Maman, dikutip dari jpnn.com Kamis (5/11).
Politikus Partai Golkar itu menegaskan, lonjakan tersebut mengancam keberlangsungan pelaku industri lokal, terutama sektor tekstil dan konveksi yang banyak digerakkan oleh UMKM.
“Jumlah ini jelas menghantam produk lokal,” tegasnya, dikutip dari jpnn.com.
Sebagai langkah mitigasi, pemerintah tengah menyiapkan program substitusi produk impor ilegal dengan produk lokal. Maman mengatakan, program tersebut akan dilaksanakan di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) sesuai arahan Presiden.
“Kami akan dorong para pengusaha yang selama ini aktif menjual produk luar untuk beralih ke produk lokal. Ini bagian dari upaya pemerintah melindungi UMKM dari gempuran barang ilegal,” ujarnya, di kutip dari jpnn.com.
Maman juga menyoroti pandangan masyarakat yang kerap menilai produk lokal lebih mahal dibandingkan barang impor. Menurutnya, anggapan itu tidak sepenuhnya benar dan justru disebabkan oleh perilaku konsumsi masyarakat.


















































