Transformasi Daerah Lewat Inovasi, Cetak Solusi Berbasis Potensi Lokal

1 month ago 43
Suasana presentasi Lomba Inovasi Daerah Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2025 yang berlangsung di Kantor BRIDA Konsel, Andoolo kemarin.

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Inovasi adalah keharusan. Atas dasar itulah, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe Selatan (Konsel) terus mendorong budaya inovatif. Setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dituntut lebih kreatif dalam membenahi layanan publik maupun sistem administrasi. Salah satu pintu masuk kreatifitas itu melalui lomba inovasi daerah.

Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Konsel Marwiyah Tombili mengatakan lomba inovasi tak hanya menjadi ruang kompetisi. Namun juga ajang strategi pembangunan dalam memperkuat kemandirian daerah, meningkatkan kualitas layanan publik, serta mendorong naiknya Indeks Inovasi Daerah (IID).

"Lomba ini dirancang sebagai sarana menggali potensi dari pemerintah maupun masyarakat, untuk melahirkan inovasi yang berdampak nyata," kata Marwiyah Tombili di sela-sela lomba inovasi daerah ke IV kemarin.

Ajang ini lanjut Marwiyah, menunjukkan komitmen serius dalam mendorong budaya inovatif. Makanya, ini menjadi wadah bagi OPD dan masyarakat umum dalam berinovasi, menciptakan produk unggulan yang berdampak dan memberi nilai tambah bagi daerah.

Giat ini mengusung tema ‘Konawe Selatan Maju Bersama Kreativitas dan Inovasi Menuju Masyarakat SETARA (Sehat Cerdas Sejahtera)’. Terbagi ke dalam dua kategori yakni OPD dan umum.

Antusiasme peserta melonjak drastis. Dari sisi OPD, banyak pimpinan turun langsung mempresentasikan inovasinya, menunjukkan keterlibatan aktif jajaran birokrasi. Di kategori umum, partisipasi tumbuh lebih banyak, dengan 11 dari 12 inovator yang terdaftar melakukan presentasi.

Brida berkomitmen untuk memastikan setiap inovasi yang lahir dari lomba ini tidak berhenti di atas kertas, tetapi berlanjut menjadi produk unggulan yang menciptakan nilai ekonomi dan sosial, nyata.

“Alhamdulillah salah satu bukti keberhasilan lomba ini adalah lahirnya Kopi Tolaki, juara pertama kategori umum dua tahun lalu. Produk ini kini telah masuk dalam pengukuran IID dan tengah dalam proses sertifikasi indikasi geografis,” jelasnya.

Ia menekankan penting mendukung ekspor dan branding daerah. Brida turut mendampingi proses ini sebagai bentuk keberlanjutan pembinaan inovator lokal. Ini menjadi fondasi strategis untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pengembangan UMKM, perlindungan kekayaan intelektual lokal, serta penguatan ekonomi berbasis inovasi..

Asisten I Setda Konsel Amran Aras menyebut lomba ini sebagai bagian integral dari kebijakan Bupati untuk mendukung program Konsel Setara (Sehat, Cerdas, Sejahtera). "Inovasi yang lahir dari lomba ini diharapkan menjadi solusi atas berbagai permasalahan daerah dan mendongkrak kualitas layanan publik serta pendapatan masyarakat desa," tegasnya.

Amran mengapresiasi progres signifikan yang ditunjukkan para inovator. “Baik dari kalangan OPD maupun masyarakat, semangat untuk berinovasi sangat terlihat dan meningkat dari tahun ke tahun,” imbuhnya.

Tim Pengendali Mutu Kelitbangan Konsel Joko Tri Brata menggaris bawahi pentingnya perlindungan terhadap hasil inovasi. Ia menegaskan inovasi masyarakat diarahkan untuk memperoleh Hak Kekayaan Intelektual (HKI) agar memiliki kekuatan hukum dan ekonomi.

"Inovasi harus menjadi milik daerah, lahir dari kearifan lokal, dan memiliki nilai saing di luar daerah," jelasnya.

Ia mencatat sebagian besar inovasi dari OPD bersumber dari proyek perubahan saat pelatihan kepemimpinan. Hal itu menandakan bahwa ASN Konsel kini semakin adaptif dan kreatif dalam menjawab kebutuhan layanan masyarakat.

“Trend inovasi digital yang mulai mendominasi karena lebih cepat, tepat, serta mudah diakses oleh publik,” ujarnya.

Ketua Panitia Adi Wijoyo merinci peserta dari kategori umum menghadirkan beragam inovasi lintas bidang yang mencerminkan kreativitas serta pemanfaatan potensi lokal. Antara lain inovasi Alpukat Mowila yang ditujukan untuk mendukung kemandirian buah lokal. Lalu Kreasampah yang mengolah limbah plastik menjadi produk berbasis koperasi, serta Batako dari Abu Sekam Padi sebagai material bangunan ramah lingkungan
.
"Ada pula Satu Rumah Satu Penutur sebagai upaya pelestarian bahasa daerah, Pelatihan Guru dengan Buku Digital untuk meningkatkan kualitas pendidikan, dan SIMPONI sistem informasi pengelolaan sekolah berbasis digital dan masih banyak lagi," jelasnya.

Inovasi dari kategori OPD lebih berfokus pada reformasi birokrasi dan penguatan layanan publik. Di antaranya adalah SIPPADU dari Satpol PP, sebuah sistem informasi pelaporan pelanggaran PERDA dan PERKADA. Kemudian inovasi Layanan Integritas dari BKPSDM sebagai strategi pencegahan pungli, serta PEINDIO GIS dari DPM PTSP yang memetakan potensi investasi daerah secara digital.

“Selanjutnya ada Pendidikan Politik untuk ASN dari KESBANGPOL, Akademi Relawan ARMADA dari DAMKAR, serta strategi Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem yang diusung oleh BAPPEDA,” pungkasnya. (b/ndi)

Read Entire Article
Kendari home | Bali home | Sinar Harapan