2 weeks ago
6
Wakil Panglima TNI, Tandyo Budi Revita
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID--Tentara Nasional Indonesia (TNI) memberikan klarifikasi terkait tudingan yang menyebut mereka membiarkan aksi penjarahan yang menargetkan rumah beberapa pejabat, termasuk anggota DPR RI dan Menteri Keuangan Sri Mulyani, pasca-demonstrasi menuntut penghapusan tunjangan anggota DPR. Tudingan ini mencuat di media sosial dan memicu kritik terhadap TNI serta Polri yang dianggap terlambat memberikan pengamanan.
Wakil Panglima TNI, Tandyo Budi Revita, menjelaskan bahwa pihaknya tidak bertindak karena mereka menunggu permintaan resmi dari Kepolisian untuk melakukan pengamanan. "Kita taat konstitusi. Ada permintaan tidak? Itu yang jadi dasar kita bertindak," ujar Tandyo dalam konferensi pers di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (1/9/2025).
Tandyo menjelaskan bahwa aksi penjarahan, yang dimulai pada Sabtu (30/8/2025) malam, baru disikapi TNI setelah adanya permintaan dari Kepolisian pada sore harinya. TNI kemudian mengerahkan pasukan pada Minggu (31/8/2025). "Setelah permintaan turun pada sore tanggal 30, kita turun pada tanggal 31," jelasnya dikutip dari kompas.com
Lebih lanjut, Tandyo juga menanggapi kritik terkait pembiaran terhadap pembakaran fasilitas umum seperti Stasiun Moda Raya Terpadu (MRT). Ia menegaskan bahwa pengamanan fasilitas vital tersebut menjadi tanggung jawab pihak yang berwenang sesuai dengan ketentuan undang-undang. "Kita tidak ada pembiaran. Kita diminta pada 30 sore, dan pada 31 kita turun," tegas Tandyo.
Penjarahan yang terjadi di rumah beberapa pejabat, termasuk anggota DPR Ahmad Sahroni, Nafa Urbach, Eko Patrio, Uya Kuya, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani, sebelumnya menjadi sorotan setelah demo berhari-hari yang menuntut penghapusan tunjangan DPR diikuti dengan kericuhan yang melibatkan orang-orang tak dikenal. Masyarakat pun mengkritik lambannya respons TNI dan Polri, yang dinilai baru bertindak setelah kerusuhan terjadi.
Ikuti KENDARI POS di Google News
Dapatkan update cepat dan artikel pilihan langsung di beranda Anda.
