Gunung Semeru kembali erupsi dan memuntahkan awan panas yang membumbung tinggi dari Sumberwuluh. Foto: Source for JPNN
KENDARIPOS.CO.ID -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur memastikan kepulan asap besar yang muncul di aliran lahar Gunung Semeru pada Jumat (21/11) bukan berasal dari aktivitas erupsi kawah utama. Fenomena tersebut merupakan letusan sekunder yang dipicu hujan berintensitas tinggi di kawasan puncak.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Jatim, Satriyo Nurseno, menjelaskan hujan lebat yang mengguyur area puncak sejak pukul 14.30 hingga 15.40 WIB telah memicu banjir lahar dingin. Air hujan kemudian bereaksi dengan endapan lahar panas di aliran sungai sehingga menghasilkan letupan dan kepulan asap yang sempat terlihat dari kejauhan.
"Kalau yang dimaksud letusan dari kawah utama, itu tidak ada. Yang terlihat meletup itu terjadi di aliran lahar. Curah hujan tinggi, laharnya bercampur dengan air hujan lalu mengalir ke sungai," jelas Satriyo, dikutip dari jpnn.com Jumat (21/11).
Pertemuan air dingin dengan material panas itu menghasilkan suara seperti letusan dan asap pekat menyerupai awan panas guguran (APG) yang sempat terpantau hingga Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro.
"Itu seperti berbenturan. Ada suara letusan, tetapi bukan dari kawah. Letusannya di aliran sungai karena ada rongga-rongga yang meletup" tambahnya, dikutip dari jpnn.com.
Kepulan asap juga membawa abu vulkanik cukup pekat, membuat petugas menutup sementara akses Jembatan Gladak Perak karena jarak pandang pengendara menurun drastis.
Sebelumnya, warga di Desa Sumberwuluh sempat melihat asap putih kecoklatan membumbung tinggi sekitar pukul 15.46 WIB mengarah ke Daerah Aliran Sungai (DAS) Gladak Perak. Sejumlah kendaraan termasuk truk dan mobil sempat berhenti akibat jarak pandang yang sangat terbatas. Namun pada pukul 16.30 WIB, intensitas asap mulai menurun dan arus kendaraan kembali normal.


















































