Ilustrasi air hujan di Surabaya mengandung mikroplastik. Foto: Source for JPNN
KENDARIPOS.CO.ID -- Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menanggapi temuan sejumlah peneliti dan aktivis lingkungan yang mengungkap adanya kandungan mikroplastik dalam air hujan di wilayah Kota Surabaya. Menurutnya, keberadaan mikroplastik di udara tidak dapat dilepaskan dari persoalan pengelolaan sampah, terutama kebiasaan warga yang masih membakar sampah dan plastik.
"Bagaimana mencegah mikroplastik itu ketika ada pembakaran dan sampah. Itu faktor-faktornya," ujar Eri di Balai Kota Surabaya, dikutip dari jpnn.com Jumat (21/11).
Eri meminta warga lebih peduli terhadap lingkungan sekitar dengan saling mengingatkan ketika melihat aktivitas pembakaran sampah, yang disebutnya sebagai salah satu pemicu utama sebaran mikroplastik ke udara.
"Saya minta orang Surabaya, yang menjaga wilayahnya ya orang Surabaya. Kalau ada tetangganya membakar plastik atau sampah, ya dilarang" tegasnya, dikutip dari jpnn.com.
Pemkot Surabaya, kata Eri, telah menerbitkan aturan pengurangan penggunaan plastik sekali pakai, termasuk pelarangan kantong kresek. Namun ia mengakui kebijakan itu tidak akan berjalan optimal tanpa kedisiplinan seluruh warga.
"Kalau pemerintah sudah keluarkan larangan pengurangan sampah plastik, tetapi warganya masih pakai, ya sama saja. Saya berharap warga Surabaya jaga lingkungan" ujarnya, dikutip dari jpnn.com.
Eri juga mengingatkan bahwa kondisi lingkungan yang memburuk akibat polusi mikroplastik akan berdampak besar pada kesehatan dan kualitas hidup generasi muda Surabaya di masa depan.


















































