Tambang Emas Ilegal di Papua Barat Jadi Bom Waktu Ekologi, Pemodal Besar Diduga Terlibat

1 week ago 7
Sejak sekurangnya 5-6 tahun terakhir, lokasi ini memang jadi magnet bagi para penambang liar dari berbagai daerah, di antaranya dari Sulawesi Utara dan Jawa.

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID--Praktik penambangan emas ilegal di Pegunungan Arfak, Papua Barat, kini memasuki titik kritis. Aktivitas yang telah berlangsung lebih dari lima tahun ini tidak lagi bersifat tradisional, melainkan terstruktur, masif, dan melibatkan pemodal besar dengan dukungan alat berat hingga koneksi internet Starlink.

CNN Indonesia bersama tim gabungan mendatangi lokasi tambang di sekitar Sungai Wariori, Kabupaten Manokwari, pada 22 Agustus lalu. Di sana tampak ratusan gubuk tambang, lubang galian besar, dan bukit puing batuan yang menunjukkan skala eksploitasi masif.

Bupati Manokwari Hermus Indou mengungkapkan, para pemodal memanfaatkan masyarakat adat untuk membuka jalan masuk tambang. “Mereka membenturkan masyarakat dengan pemerintah, padahal hasilnya hanya menguntungkan pihak tertentu,” ujarnya Dikutip dari Cnn Indonesia, Kamis (04/9).

Aktivitas ini menghasilkan emas dengan kadar kemurnian tinggi (80–90%). Seorang penambang mengaku satu kelompok bisa mengeruk 500 gram hingga 1 kilogram emas per bulan. Dengan harga rata-rata Rp1,3 juta/gram, satu kelompok bisa meraup hingga Rp650 juta per bulan. Jika ratusan kelompok aktif, potensi kerugian negara mencapai ratusan miliar rupiah setiap bulan.

Kerusakan lingkungan terlihat jelas: aliran sungai tercemar, tanah tergerus, hingga pertanian di Distrik Wasirawi dan Masni stagnan akibat air tidak lagi layak digunakan. Warga pun khawatir akan ancaman banjir bandang, longsor, dan pencemaran kimia berbahaya.

Anggota DPR RI Yan Mandenas menilai lemahnya penindakan disebabkan adanya keterlibatan oknum pejabat. Ia menyebut Presiden Prabowo Subianto sudah menyoroti ribuan titik tambang ilegal yang merugikan negara hingga Rp300 triliun.

Kapolda Papua Barat Brigjen Johnny Edison Isir berjanji akan menindak tegas. “Kami sudah menangkap beberapa pelaku, dan memastikan tidak ada anggota kami yang terlibat. Ke depan, penertiban akan dilakukan menyeluruh,” tegasnya.

Namun, tanpa langkah nyata yang menyasar pemodal dan aktor kekuasaan, kerusakan di jantung Pegunungan Arfak dikhawatirkan akan menjadi bom waktu ekologi yang tak terbendung.


Ikuti KENDARI POS di Google News

Dapatkan update cepat dan artikel pilihan langsung di beranda Anda.

Read Entire Article
Kendari home | Bali home | Sinar Harapan