
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID--Bagi sebagian orang, darah hanyalah cairan tubuh biasa. Tapi bagi sebagian lainnya, melihat darah bahkan hanya gambar atau adegannya di TV bisa langsung membuat gemetar, mual, bahkan pingsan.
Fenomena ini bukan drama atau lebay. Itu adalah phobia darah, atau dalam istilah medis disebut hemophobia.
Apa Itu Hemophobia?
Dilansir dari alodokter, hemophobia adalah bentuk phobia spesifik yang ditandai dengan ketakutan ekstrem dan tidak rasional terhadap darah. Ketakutan ini bisa muncul saat melihat darah orang lain, darah sendiri, hewan, hingga sekadar gambar darah di media.
Uniknya, tidak seperti phobia lain yang memicu detak jantung cepat dan tekanan darah naik, hemophobia justru sering menyebabkan tekanan darah turun dan membuat penderitanya pingsan. Kondisi ini disebut sinkop vasovagal.
Gejala Hemophobia
Gejala hemophobia bisa muncul secara langsung maupun tidak langsung, dan intensitasnya bervariasi antar individu. Beberapa gejala umum meliputi:
- Tubuh gemetaran
- Keringat dingin
- Napas cepat atau sesak
- Jantung berdebar
- Mual atau muntah
- Kepala ringan atau pusing
- Pingsan mendadak
Dalam banyak kasus, gejala bisa muncul hanya karena membayangkan darah atau mendengar kata-kata medis tertentu seperti “operasi”, “luka”, atau “jarum suntik”.
Siapa yang Bisa Terkena Hemophobia?
Phobia darah biasanya muncul sejak masa anak-anak atau awal remaja (sekitar usia 10–13 tahun). Namun, phobia ini bisa menetap hingga dewasa bila tidak ditangani dengan baik.
Beberapa faktor pemicu dan risiko meliputi:
- Trauma masa lalu, seperti kecelakaan atau prosedur medis menyakitkan
- Faktor genetik, jika orang tua juga memiliki phobia serupa
- Pola asuh terlalu protektif
- Gabungan dengan phobia lain, seperti takut jarum suntik (trypanophobia) atau takut kuman (mysophobia)
Dampaknya dalam Kehidupan Sehari-hari
Hemophobia bisa menghambat aktivitas penting, seperti:
- Menolak pergi ke dokter meski sedang sakit
- Takut melakukan donor darah
- Menghindari vaksinasi
- Stres berat sebelum operasi ringan
- Malu atau tertekan karena tidak bisa mengendalikan reaksi tubuh
Pada kasus berat, penderita bisa mengalami depresi atau menarik diri dari lingkungan sosial karena malu dengan ketakutannya.
Bagaimana Cara Mengatasi Phobia Darah?
Berita baiknya, hemophobia bisa diatasi dan disembuhkan dengan pendekatan yang tepat. Berikut beberapa metode yang umum digunakan:
1. Terapi Perilaku Kognitif (CBT)
CBT membantu pasien mengubah pola pikir negatif terhadap darah dan menggantinya dengan cara pandang yang lebih rasional. Ini adalah terapi utama yang direkomendasikan untuk phobia spesifik.
2. Terapi Relaksasi
Melibatkan teknik pernapasan, meditasi, atau yoga untuk meredakan gejala fisik saat panik muncul. Efektif digunakan bersamaan dengan CBT.
3. Terapi Paparan (Exposure Therapy)
Pasien akan diperkenalkan secara bertahap dengan objek yang ditakuti dari gambar darah ringan hingga video atau simulasi medis untuk melatih tubuh dan pikiran agar tidak bereaksi berlebihan.
4. Obat-obatan
Dalam kondisi tertentu, dokter dapat meresepkan obat anti-cemas atau antidepresan agar pasien bisa menjalani terapi lainnya dengan lebih stabil.
5. Hipnoterapi
Alternatif terapi yang menggunakan metode hipnosis untuk menjangkau akar ketakutan dalam alam bawah sadar. Hanya boleh dilakukan oleh tenaga medis bersertifikat.
Bagaimana Jika Anak yang Mengalami Hemophobia?
Pada anak-anak, hemophobia biasanya ditunjukkan lewat:
- Menangis atau tantrum saat melihat darah
- Sembunyi atau memeluk orang terdekat
- Menolak ikut vaksin atau ke dokter
Pendekatan pada anak harus lebih halus, dengan dukungan emosional penuh dari orang tua, serta melibatkan psikolog anak jika perlu.
Kesimpulan
Hemophobia bukanlah kelemahan atau sekadar rasa takut biasa. Ia adalah bentuk gangguan mental yang nyata dan dapat berdampak serius pada kehidupan seseorang. Namun, dengan penanganan yang tepat, phobia darah bisa diatasi secara bertahap hingga hilang sepenuhnya.
Jika Anda atau orang terdekat menunjukkan gejala hemophobia, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Karena keberanian bukan berarti tidak takut, tapi mampu menghadapi dan mengelola ketakutan itu.(*)
Ikuti KENDARI POS di Google News
Dapatkan update cepat dan artikel pilihan langsung di beranda Anda.