
KENDARIPIOS.CO.ID--Sekitar 350 warga Kabupaten Pati, Jawa Tengah, yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Pati Bersatu, menggelar aksi damai di depan Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, pada Senin (1/9). Mereka menuntut kejelasan penanganan kasus dugaan korupsi yang melibatkan Bupati Pati, Sudewo, dalam proyek di Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan.
Para peserta aksi menempuh perjalanan jauh dari Pati sejak Minggu sore, menggunakan delapan bus dan tiba di Jakarta pada pagi hari. Dalam orasinya, mereka meminta KPK segera menetapkan status hukum Sudewo dan merekomendasikan penonaktifan dirinya dari jabatan bupati
“Sudewo sudah mengembalikan Rp 720 juta dan KPK telah menyita Rp 3 miliar. Kenapa belum juga ditetapkan sebagai tersangka?” kata Supriyono, Koordinator Aksi.
Tolak Angin untuk KPK: Simbolik Tapi Bermakna
Dalam momen unik, perwakilan warga memberikan jamu tolak angin kepada KPK secara simbolis, sebagai sindiran agar lembaga antirasuah tidak “masuk angin” atau melemah dalam mengusut kasus ini.
“KPK jangan masuk angin, makanya kita kasih tolak angin,” ujar Supriyono dikutip dari kompas.com
Aksi Damai Tanpa Anarki, Warga Pati Tetap Tertib
Warga memastikan aksi dilakukan secara damai tanpa anarkisme. Mereka bahkan membersihkan area demo, mengumpulkan sampah dan spanduk sebelum bubar pada pukul 16.50 WIB.
“Kami cinta damai. Tapi jangan biarkan rakyat pulang dengan tangan kosong,” teriak salah satu peserta aksi menggunakan pengeras suara.
Respons KPK: Penyidikan Masih Berjalan
Menanggapi tuntutan warga, Juru Bicara KPK Budi Prasetyo menjelaskan bahwa permintaan penonaktifan Sudewo bukan wewenang KPK. Namun, ia menegaskan bahwa proses penyidikan tetap berjalan dan Sudewo telah dipanggil sebagai saksi.
“Penanganan perkara ini tidak dihentikan. KPK fokus pada penegakan hukum,” ujar Budi.
Ikuti KENDARI POS di Google News
Dapatkan update cepat dan artikel pilihan langsung di beranda Anda.