
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID--Pertumbuhan kota-kota besar di berbagai belahan dunia membawa dampak besar terhadap lingkungan, termasuk bagi satwa liar yang selama ini bergantung pada habitat alaminya. Ketika gedung-gedung pencakar langit menjulang dan kawasan hutan berubah menjadi kompleks perumahan, semakin sedikit ruang tersisa bagi hewan-hewan untuk bertahan hidup.
Dilansir dari almaata.ac.id, urbanisasi yang pesat mengikis lanskap alami seperti hutan, padang rumput, dan lahan basah habitat penting bagi banyak spesies. Jalan raya dan jalur transportasi lainnya bukan hanya membelah wilayah satwa liar, tetapi juga memutus jalur migrasi mereka, membuat akses terhadap makanan dan air menjadi semakin terbatas.
Akibatnya, tidak jarang satwa liar "turun gunung", masuk ke kawasan permukiman untuk mencari makan. Dari monyet yang memasuki area pasar hingga burung liar yang mencari sarang di atap rumah, fenomena ini sering kali berujung pada konflik antara manusia dan hewan. Sayangnya, dalam banyak kasus, hewan menjadi pihak yang dikorbankan karena dianggap sebagai ancaman.
Untuk menjawab tantangan ini, sejumlah solusi mulai diterapkan di berbagai negara. Salah satunya adalah pembangunan koridor hijau, yaitu jalur-jalur alami yang menghubungkan area hutan yang terpisah agar satwa tetap bisa bermigrasi tanpa harus melewati wilayah manusia. Selain itu, jembatan satwa liar yang dibangun di atas jalan raya menjadi inovasi baru dalam dunia konservasi.
Edukasi juga memainkan peran penting. Masyarakat perlu memahami bahwa satwa liar bukanlah musuh, melainkan bagian dari ekosistem yang harus dijaga. Program pendidikan lingkungan dan kampanye kesadaran publik terbukti efektif dalam mengubah sikap masyarakat terhadap keberadaan satwa liar di sekitar mereka.
Di sisi lain, restorasi habitat menjadi langkah mendesak. Upaya ini mencakup reboisasi, pembersihan limbah industri, hingga pembentukan kawasan konservasi baru yang dapat menjadi tempat berlindung bagi satwa yang terusir dari habitat aslinya.
Namun, semua langkah tersebut akan sia-sia tanpa penegakan hukum yang kuat. Perburuan liar, perdagangan ilegal satwa, dan perusakan habitat harus ditindak tegas agar populasi satwa tidak semakin terancam punah.
Melindungi satwa liar di tengah laju urbanisasi bukanlah tugas mudah, tetapi bukan pula hal yang mustahil. Dengan perencanaan yang tepat, keterlibatan masyarakat, dan komitmen dari pemerintah, kota dan satwa liar dapat hidup berdampingan. Saat pembangunan terus melaju, sudah saatnya kita membangun masa depan yang tidak hanya ramah bagi manusia, tetapi juga bagi seluruh makhluk hidup yang berbagi planet ini bersama kita.(*)
Ikuti KENDARI POS di Google News
Dapatkan update cepat dan artikel pilihan langsung di beranda Anda.