
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID--Dilansir dari jawapos.com mual tanpa sebab, jantung sering berdebar, tubuh lemas, atau insomnia yang tak kunjung reda,namun semua hasil tes kesehatan menyatakan normal. Fenomena ini semakin sering dialami banyak orang di tengah tekanan hidup yang makin kompleks. Nama gangguannya: psikosomatik.
Menurut dr. E. Mudjaddid, Sp.PD-KPsi, FINASIM, Konsultan Psikosomatik di Bethsaida Hospital Gading Serpong, psikosomatik adalah respons tubuh terhadap emosi yang tidak tersalurkan dengan baik, seperti kecemasan, rasa takut, atau trauma masa lalu.
“Pasien tidak sedang berpura-pura sakit. Tubuh mereka benar-benar bereaksi terhadap tekanan psikologis,” jelasnya dalam sesi edukasi medis, Selasa (29/7).
Gejala yang Sering Mengecoh
Gejala psikosomatik bisa sangat beragam dan berpindah-pindah lokasi di tubuh. Mulai dari nyeri lambung, pusing, jantung berdebar, hingga sulit tidur. Uniknya, meski gejala sangat nyata, berbagai pemeriksaan medis sering tidak menunjukkan adanya kelainan fisik. Inilah yang membuat banyak pasien merasa frustasi dan bingung dengan kondisi mereka.
Gangguan ini sering kali muncul saat seseorang mengalami tekanan berat, seperti masalah rumah tangga, beban pekerjaan, atau konflik sosial. Bila tak ditangani, gangguan ini dapat berkembang menjadi kerusakan organ yang sesungguhnya.
Perlu Pendekatan Lebih dari Sekadar Obat
Bethsaida Hospital mengambil langkah berbeda dalam menangani gangguan ini. Di bawah supervisi dr. Mudjaddid, rumah sakit ini menerapkan pendekatan empat dimensi: bio-organik (fisik), psiko-edukasi (mental), sosio-kultural (lingkungan sosial), dan spiritual (keyakinan dan makna hidup).
Pasien tidak hanya diberi obat, tapi juga diajak berbicara, didampingi dalam menyelesaikan konflik pribadi, bahkan diberi ruang untuk menyelami sisi spiritual agar lebih memahami akar masalah emosional yang dialami.
“Penanganan psikosomatik tidak bisa satu sisi. Karena itu, kami hadirkan layanan khusus yang mengintegrasikan tim medis dan psikososial,” tambah dr. Pitono, Direktur Bethsaida Hospital.
Dengan pendekatan holistik ini, Bethsaida berharap bisa menjadi tempat pemulihan menyeluruh bagi pasien yang tak hanya ingin sembuh dari gejala fisik, tapi juga dari luka batin yang tersembunyi.(*)