Nyeri Seperti Terbakar? Bisa Jadi Itu Cacar Api, Bukan Ruam Biasa

1 month ago 42
Ilustrasi

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID--Pernah mengalami cacar air saat kecil? Waspadalah, karena virusnya mungkin belum benar-benar pergi. Dalam kondisi tertentu, virus yang dulu tampak "jinak" bisa bangkit kembali dalam wujud yang lebih menyakitkan: cacar api.

Dikenal juga sebagai herpes zoster, cacar api adalah infeksi virus yang ditandai dengan ruam dan bintil berisi cairan yang terasa nyeri, panas, dan perih seperti terbakar. Menariknya, ruam ini biasanya hanya muncul pada satu sisi tubuh saja sering kali di dada, leher, atau punggung.

Virus Lama, Masalah Baru

Dilansir dari Alodokter, penyebab cacar api adalah virus varicella zoster virus yang sama yang menyebabkan cacar air. Setelah seseorang sembuh dari cacar air, virus ini tidak sepenuhnya hilang, melainkan "tidur" di saraf tubuh. Sayangnya, stres berat, penuaan, atau sistem kekebalan tubuh yang lemah bisa "membangunkannya" dan memicu infeksi baru.

Tak heran, penderita cacar api umumnya adalah:

  • Lansia di atas 50 tahun
  • Orang dengan daya tahan tubuh rendah (misalnya penderita kanker atau HIV)
  • Mereka yang sedang menjalani kemoterapi atau mengonsumsi obat imunosupresan
  • Individu yang mengalami stres berat atau trauma fisik
  • Mereka yang belum mendapatkan vaksin varicella

Gejala: Bukan Sekadar Ruam Biasa

Gejala awal cacar api biasanya berupa nyeri atau sensasi terbakar pada satu sisi tubuh, diikuti oleh ruam dan lepuhan dalam 1–5 hari. Lepuhan ini bisa pecah dan mengering dalam waktu sekitar 10 hari, lalu menghilang dalam 3–4 minggu. Namun, rasa nyerinya bisa bertahan jauh lebih lama, bahkan hingga berbulan-bulan dalam kondisi yang dikenal sebagai postherpetic neuralgia.

Beberapa gejala lain yang mungkin menyertai:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Rasa lelah
  • Sakit perut
  • Gatal dan kesemutan

Hindari Kontak, Lindungi Orang Lain

Selama masih ada ruam, cacar api bisa menular lewat kontak langsung dengan cairan dari lepuhan. Meski penularannya tidak menyebabkan cacar api secara langsung, virus ini bisa memicu cacar air pada orang yang belum pernah mengalaminya atau belum divaksin. Itulah sebabnya penderita sebaiknya menghindari kontak dengan:

  • Ibu hamil
  • Bayi baru lahir
  • Orang yang belum vaksin
  • Penderita penyakit imunitas rendah

Segera Berobat, Jangan Ditunda

Jika Anda mengalami gejala mencurigakan, sebaiknya langsung konsultasi ke dokter. Pengobatan paling efektif dilakukan dalam 72 jam pertama sejak ruam muncul. Dokter biasanya akan meresepkan:

  • Obat antivirus (seperti asiklovir, famsiklovir)
  • Obat pereda nyeri
  • Salep atau losion untuk mengurangi rasa gatal
  • Antibiotik jika terjadi infeksi sekunder

Untuk kasus nyeri hebat, bisa ditambahkan obat seperti gabapentin, suntik bius lokal, hingga salep lidokain.

Bisa Dicegah: Vaksin dan Gaya Hidup Sehat

Kabar baiknya, cacar api bisa dicegah. Cara paling ampuh adalah dengan vaksin varicella, yang bisa diberikan sejak usia 1 tahun. Selain itu, Anda juga disarankan menjaga daya tahan tubuh dengan pola hidup sehat:

  • Cukup tidur
  • Konsumsi makanan bergizi
  • Rutin olahraga
  • Kelola stres dengan baik
  • Hindari merokok

Cacar api memang tidak mematikan, namun bisa sangat menyiksa dan mengganggu aktivitas harian. Jadi, jika Anda pernah kena cacar air, anggap cacar api sebagai alarm tubuh dan segera ambil langkah pencegahan sebelum virus lama itu kembali "berulah."(*)

Read Entire Article
Kendari home | Bali home | Sinar Harapan