Kendaripos.co.id -- Stunting masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia, termasuk di Kota Kendari. Data Dinas Kesehatan menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Kecamatan Wua Wua masih berada di atas ambang batas yang ditetapkan WHO. Kondisi ini berdampak pada kualitas sumber daya manusia, produktivitas, dan masa depan anak-anak.
Hal itu mendorong berbagai upaya dari pihak terkait untuk melakukan percepatan penurunan stunting. Hal itu juga menjadi keresahan dari Ibu Herlina, salah satu Penyuluh KB Kecamatan Wua-Wua Kota Kendari.
Keresahan itu menjadikannya suatu gagasan dan ide untuk melahirkan program yang diberi nama Kecap Asing yang merupakan singkatan dari Keluarga Peduli Pencegahan dan Penanganan Anak Stunting.
Program ini muncul dari kebutuhan mendesak untuk menghadirkan pendekatan yang lebih holistik, dengan menempatkan keluarga sebagai aktor utama dalam upaya pencegahan. Selama ini, berbagai intervensi stunting cenderung berfokus pada aspek medis atau bantuan pangan, sementara peran keluarga sering kali hanya menjadi objek, bukan subjek aktif. Kecap Asing mencoba mengubah paradigma itu.

Program ini lahir dalam suatu pertemuan Tim Pendamping Keluarga Se-Kecamatan Wua-Wua pada tanggal 3 Desember 2025 , yang diharapkan akan menjadi suatu gerakan yang lebih besar sehingga dapat berkontribusi dalam percepatan penurunan stunting tingkat Kota Kendari dan Provinsi Sulawesi Tenggara dan nasional secara umum.
Herlina sebagai pengagas innovator ini menyadari bahwa keluarga harus didorong untuk ikut berpartisipasi dan peduli terhadap gerakan nasional penurunan stunting sehingga program ini memang menyasar pendekatan berbasis keluarga untuk menjadi energy tambahan bagi para penyuluh KB dan tenaga kesehatan lainnya serta menempatkan keluarga tidak hanya subjek tetapi juga aktor pemting sebagai upaya pemercepatan penurunan stunting. (ris)

















































