
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID--Kecelakaan lalu lintas (lakalantas) bisa terjadi kapan pun. Untuk itulah, pengendara harus disiplin dan hati-hati berkendara. Selama periode operasi ketupat 2025, Ditlantas Polda Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat terjadi peningkatan jumlah lakalantas di wilayah Bumi Anoa.
Kepala Bagian Binops Ditlantas Polda Sultra, AKBP Nurdin mengungkapkan operasi ketupat yang berlangsung selama 14 hari telah berakhir. Dari hasil evaluasi, angka kecelakaan yang tercatat mencapai 75 kejadian, dengan 17 orang meninggal dunia, 9 orang mengalami luka berat, dan 106 orang luka ringan. Kerugian material akibat kecelakaan diperkirakan mencapai Rp.191,7 juta
"Jika dibandingkan dengan tahun 2024, jumlah kecelakaan pada 2025 meningkat sebesar 30 persen. Pada 2024 jumlah korban meninggal dunia sebanyak 13 orang, sementara pada 2025 meningkat menjadi 17 orang," kata AKBP Nurdin kemarin.
Penyebab utama kenaikan kecelakaan, menurut AKBP Nurdin, adalah kelalaian pengendara dalam berkendara. Kurangnya kehati-hatian dalam berkendara dan pengendara yang tidak memeriksa kondisi kendaraan sebelum melakukan perjalanan jauh
"Meskipun kondisi jalan berpengaruh, faktor utama tetap berada pada pengemudi yang tidak mematuhi aturan dan kewaspadaan saat berkendara," ujarnya
AKBP Nurdin mencatat sepeda motor menjadi kendaraan dengan tingkat kematian tertinggi. Benturan kepala menjadi penyebab utama kematian pada pengendara sepeda motor. Sekitar 80 persen pengendara yang mengalami benturan pada kepala tidak tertolong. Penggunaan helm yang standar sangat penting untuk mengurangi risiko fatalitas.
Selain itu, faktor lainnya penyebab terjadinya kecelakaan adalah pengendara sepeda motor yang mengonsumsi minuman keras (miras). Fenomena ini banyak terjadi di daerah pedalaman, di mana pengendara yang dalam kondisi tidak sadar akibat miras kemudian mengemudi dengan kecepatan tinggi, meningkatkan risiko kecelakaan.
"Ketika pengemudi berada dalam keadaan tidak sadar karena miras, mengemudi dengan kecepatan tinggi tentu sangat berbahaya. Mayoritas korban kecelakaan adalah pengendara yang berada pada usia produktif," ungkap Kabag Binops Ditlantas Polda Sultra.
Mengenai rawannya kecelakaan di seluruh wilayah Sultra AKBP Nurdin menegaskan setiap daerah berisiko mengalami kecelakaan jika pengemudi tidak berhati-hati dan tidak mematuhi aturan lalu lintas. "Kami sudah memasang rambu-rambu peringatan di daerah rawan kecelakaan, namun jika pengendara tidak mematuhi aturan, kecelakaan tetap bisa terjadi," katanya.
Sebagai langkah pencegahan, Polda Sultra bersama Polres jajaran telah melakukan berbagai upaya, termasuk kampanye keselamatan lalu lintas melalui media sosial, mengingatkan masyarakat agar selalu mengutamakan keselamatan saat berkendara.
"Kami mengimbau kepada pengendara untuk berhenti sejenak jika merasa mengantuk saat berkendara. Ini penting untuk menghindari kecelakaan," katanya.
Sebelum pelaksanaan Operasi Ketupat, Ditlantas Polda Sultra juga bekerja sama dengan Dinas Perhubungan, Dinas Pekerjaan Umum, dan Jasa Raharja untuk melakukan survei jalan dan perbaikan di daerah-daerah yang rawan kecelakaan.
"Kami telah melakukan survei dua kali, yang dipimpin langsung oleh Dirlantas Polda Sultra, dan memberikan tanda rambu hati-hati di lokasi-lokasi yang perlu diperbaiki," ujar AKBP Nurdin.
Ke depan, Polda Sultra akan terus meningkatkan edukasi tentang berkendara yang aman serta berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk memperbaiki sarana dan prasarana jalan guna meminimalisir kecelakaan.
"Kami akan terus bekerja sama dengan stakeholder terkait untuk memperbaiki jalan dan melakukan rekayasa lalu lintas di daerah-daerah rawan kecelakaan," pungkasnya.(abd)
MUHAMMAD ABDI/KENDARI POS
LAKAPANTAS : Kapolda Sultra Irjen Pol Dwi Irianto, saat mengunjungi posko pengamanan Operasi Ketupat 2025 beberapa waktu lalu