10 hours ago
4
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID-- Kinerja Kejaksaan Negeri (Kejari) Kolaka dalam mengungkapkan kasus korupsi di wilayah hukumnya patut diacungi jempol. Setelah berhasil mengungkap dan menetapkan tersangka kasus korupsi pengadaan bibit kopi robusta di Dinas Perkebunan dan Hortikultura di Kabupaten Kolaka Timur pada pekan lalu, lembaga yang dinahkodai oleh Kajari Herlina itu juga berhasil mengungkapkan kasus dugaan korupsi anggaran swakelola pembangunan jembatan di Desa Lere Jaya Kecamatan Lambandia dan di Desa Alaaha Kecamatan Uesi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kolaka Timur, tahun anggaran 2023.
Dua tersangka ditetapkan dalam perkara tersebut yaitu seorang wanita berinisial MH dan seorang lelaki berinisial BN. Tersangka MH telah ditahan di Rutan Kolaka pada Selasa (22/7).
Kasi Intel Kejari Kolaka, Bustanil Arifin, S.H., M.H mengungkapkan, MH selaku eksekutan pekerjaan dan BN selaku eks Kepala BPBD Koltim selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pekerjaan. Kata dia, dalam pelaksanaan pekerjaan swakelola pembangunan jembatan beton di Desa Lere Jaya dan pekerjaan swakelola pembangunan rehabilitasi jembatan Sungai Alaaha di Desa Alaaha, BN dan MH tidak melaksanakan tugas dan fungsinya sebagaimana mestinya. "Berdasarkan laporan hasil audit perhitungan kerugian keuangan negara (PKKN) Inspektorat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, atas pelaksanaan pekerjaan dua proyek tersebut terdapat kerugian keuangan negara sekitar Rp 541 juta," ungkapnya.
Bustanil mengatakan, tersangka MH telah dilakukan penahanan oleh Jaksa Penyidik selama 20 hari terhitung sejak tanggal 22 Juli 2025 sampai dengan 10 Agustus 2025. Sedangkan tersangka BN belum memenuhi panggilan dengan alasan sedang sakit yang dibuktikan dengan adanya surat keterangan dari dokter. "Namun terhadap BN telah dijadwalkan ulang pemeriksaan sebagai tersangka tanggal 24 Juli 2025," jelas Kasi Intel Kejari Kolaka. (fad)
