2 days ago
9
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Majelis Daerah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MD KAHMI) Konawe Utara (Konut) angkat bicara terkait kasus dugaan penganiayaan yang melibatkan oknum anggota Polres Konut berinisial Bripda LOI terhadap seorang perempuan berinisial AR (25).
KAHMI Konut menilai tindakan kekerasan yang dilakukan oleh aparat kepolisian, terlebih terhadap warga sipil, merupakan pelanggaran serius yang mencoreng citra institusi Polri. Karena itu, pihaknya mendesak Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara untuk mengusut tuntas kasus tersebut secara transparan dan memberikan sanksi tegas kepada pelaku.
Korpres MD KAHMI Dr. Mustaman (tengah) bersama presidium KAHMI Konut“Kami meminta Polda Sultra tidak hanya memproses kasus ini secara internal melalui Propam, tetapi juga menegakkan hukum pidana sebagaimana mestinya. Polisi seharusnya menjadi pelindung masyarakat, bukan justru melakukan tindakan yang melukai,” Kordinator Presidium MD KAHMI Konut, Dr. Mustaman, Rabu, (27/8/2025).
Mantan Ketua Cabang HMI Kendari itu menilai, penegakan hukum yang berkeadilan sangat penting agar kepercayaan publik terhadap institusi Polri tidak luntur. Mereka juga mengingatkan agar kasus ini tidak berhenti pada proses etik semata, melainkan berlanjut hingga ke ranah peradilan umum. “Kita ingin memastikan tidak ada impunitas. Semua orang sama di mata hukum, termasuk aparat kepolisian,” tegas Dr. Mustaman.
Diketahui, kasus dugaan penganiayaan ini telah mendapat perhatian luas masyarakat. Korban disebut mengalami luka-luka akibat tindakan brutal oknum polisi tersebut. Saat ini, laporan telah masuk ke Bidang Propam dan Ditreskrimum Polda Sultra untuk diproses lebih lanjut. “KAHMI Konut akan terus mengawal perkembangan kasus ini hingga ada kepastian hukum dan keadilan bagi korban,”tandasnya. (min)
Ikuti KENDARI POS di Google News
Dapatkan update cepat dan artikel pilihan langsung di beranda Anda.
