
KENDARIPOS.CO.ID--Anggota Komisi XII DPR RI Jamaludin Malik menyoroti persoalan krisis sampah yang dinilainya turut memperparah dampak banjir di Bali. Menurutnya, banjir yang melanda sebagian wilayah Bali pada 10 dan 15 September 2025 lalu bukan semata fenomena alam, melainkan juga akibat buruknya tata kelola sampah.
“Banjir bukan semata fenomena alam. Krisis sampah yang tak terkelola di daerah wisata seperti Bali sudah memperparah dampaknya. Ini saatnya pemerintah membangun sistem peringatan dini yang canggih sekaligus membenahi tata kelola sampah secara nasional,” kata Jamaludin di Jakarta, Kamis (18/9/2025).
Ia merujuk data BMKG yang memperingatkan potensi curah hujan ekstrem di Bali, bahkan bisa setara hujan satu bulan yang turun hanya dalam satu hari. Menurut legislator Golkar itu, kondisi tersebut harus diantisipasi dengan serius melalui penguatan sistem mitigasi dan pengelolaan sampah berbasis teknologi.
Jamaludin menegaskan, APBN 2026 harus memberi prioritas besar pada penanggulangan sampah dan adaptasi perubahan iklim. Ia juga meminta integrasi data antar-lembaga seperti BMKG, BPBD, dan KLH untuk memperkuat sistem peringatan dini bencana.
“Ketahanan lingkungan adalah bagian dari ketahanan nasional. Kita tidak bisa terus-menerus merespons bencana dengan pola reaktif. DPR RI akan mengawal agar APBN 2026 benar-benar mengalokasikan dana memadai untuk mitigasi dan adaptasi iklim, termasuk tata kelola sampah yang lebih modern dan ramah lingkungan,” ujarnya, dikutip dari detik.com
Ikuti KENDARI POS di Google News
Dapatkan update cepat dan artikel pilihan langsung di beranda Anda.