
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID--Wacana pembentukan tim investigasi independen terkait dugaan makar pasca serangkaian kericuhan akhir Agustus 2025 semakin menguat. Dorongan itu salah satunya datang dari mahasiswa, khususnya BEM SI dan kelompok Cipayung Plus, yang secara langsung menyampaikan aspirasi kepada pemerintah.
Senior PDI Perjuangan, Hendrawan Supratikno, menilai kerusakan akibat kericuhan tersebut justru lebih besar dibanding peristiwa 1998.
“Sampai sekarang masyarakat terus bertanya-tanya: kekuatan politik mana yang bermain, siapa sponsor dana, siapa pemberi komando dengan mobilitas terstruktur hingga digital, dan mengapa semua ini terjadi? Dari skala kerusakan, rangkaian demo akhir Agustus lebih besar dari 1998,” ujar Hendrawan, Minggu (7/9/2025).
Menurutnya, bangsa yang besar adalah bangsa yang berani mengoreksi kesalahan dengan jujur. “Tim independen, jika bekerja dengan integritas tinggi, akan menjadi vitamin demokrasi dan lampu penerang nurani bangsa,” tambahnya.
Sebelumnya, BEM SI dan Cipayung Plus bertemu dengan Mensesneg Prasetyo Hadi dan Mendiktisaintek Brian Yuliarto di Istana Presiden, Kamis (4/9). Dalam audiensi tersebut, mahasiswa menekan Presiden Prabowo agar segera membentuk tim investigasi dugaan makar.
“Kami lantang menuntut agar Presiden segera membentuk tim investigasi terkait dugaan makar,” kata Koordinator Media BEM SI Kerakyatan, Pasha Fazillah Afap.
Ketua BEM UPNVJ, Kaleb Otniel Aritonang, menambahkan bahwa tuntutan “17+8” yang viral di media sosial juga telah disampaikan ke pihak Istana. Ia menegaskan, pemerintah harus menegakkan supremasi sipil dan menolak militerisme.
“Militer adalah alat negara, bukan alat politik. Mereka harus kembali ke barak,” tegas Kaleb dikutip dari detik.com
Ikuti KENDARI POS di Google News
Dapatkan update cepat dan artikel pilihan langsung di beranda Anda.