Hasil Panen Anjlok? Bisa Jadi Karena Gulma Tak Terkendali

2 weeks ago 5
Ilustrasi

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID--Gulma masih menjadi tantangan besar bagi para petani di Indonesia. Tanaman liar ini tumbuh bersaing dengan tanaman produksi dalam menyerap air, cahaya, dan nutrisi tanah. Jika tidak dikendalikan, gulma bisa menurunkan hasil panen secara drastis, menjadi tempat berkembang biaknya hama dan penyakit, bahkan merusak kualitas lingkungan di sekitar lahan pertanian.

Karena itu, pemahaman mengenai pengendalian gulma yang tepat dan berkelanjutan menjadi krusial bagi petani. Selain menggunakan alat bantu pertanian, para petani juga mulai mengadopsi metode-metode alami dan ramah lingkungan agar hasil panen tetap berkualitas tanpa merusak ekosistem.

Kenapa Gulma Harus Dikendalikan?

  1. Merebut Nutrisi & Air:
    Gulma menyerap unsur hara dari tanah yang seharusnya diperuntukkan bagi tanaman utama.
  2. Menurunkan Produktivitas:
    Tanaman produksi tumbuh lebih lambat dan lebih rentan terhadap serangan hama jika bersaing dengan gulma.
  3. Sumber Penyakit & Hama:
    Beberapa jenis gulma dapat menjadi inang bagi patogen dan serangga.
  4. Gangguan Lingkungan:
    Gulma air seperti eceng gondok bisa menyumbat aliran sungai dan merusak ekosistem perairan.
  5. Bahaya Bagi Kesehatan:
    Gulma di area publik dapat memicu alergi pada manusia.

8 Cara Pengendalian Gulma yang Efektif dan Ramah Lingkungan

Berikut adalah strategi yang dapat digunakan petani untuk mengendalikan gulma tanpa merusak lingkungan yang dilansir dari hondapowerproducts.co.id, diantaranya:

  1. Mulsa Organik
    Menggunakan dedaunan, jerami, atau sisa tanaman sebagai penutup tanah untuk menekan pertumbuhan gulma dan menjaga kelembaban.
  2. Penyiangan Manual
    Mencabut atau memotong gulma hingga ke akar dengan alat sederhana seperti cangkul. Meski memerlukan tenaga ekstra, cara ini efektif tanpa efek samping kimia.
  3. Tanaman Penutup Tanah
    Menanam tanaman seperti semanggi atau rumput gajah untuk menutupi tanah dan mencegah pertumbuhan gulma secara alami.
  4. Pemupukan Tepat Guna
    Memberi pupuk organik secara optimal agar tanaman utama tumbuh kuat dan mampu bersaing dengan gulma.
  5. Pembajakan Tanah
    Menggemburkan tanah dan menghancurkan akar gulma menggunakan alat bajak secara berkala.
  6. Bio Fumigasi
    Mengubur tanaman tertentu seperti sawi atau mustard ke dalam tanah setelah panen untuk membunuh gulma melalui senyawa alami yang dilepaskan.
  7. Rotasi Tanaman
    Mengganti jenis tanaman yang dibudidayakan secara berkala untuk memutus siklus hidup gulma, penyakit, dan hama.
  8. Penggunaan Alat Bantu Modern
    Mengandalkan alat seperti mesin potong rumput atau penyemprot tekanan tinggi untuk mempercepat proses pengendalian gulma di area luas.

Catatan Penting untuk Petani

Pengendalian gulma tidak cukup hanya dengan satu metode. Diperlukan kombinasi antara pengendalian mekanis, biologis, dan teknik budidaya yang tepat agar lingkungan tetap sehat dan produktivitas lahan meningkat.

Petani juga dianjurkan untuk:

  • Memantau secara rutin pertumbuhan gulma
  • Menyesuaikan metode dengan jenis tanaman dan musim
  • Menghindari penggunaan pestisida atau herbisida secara berlebihan

(*)


Ikuti KENDARI POS di Google News

Dapatkan update cepat dan artikel pilihan langsung di beranda Anda.

Read Entire Article
Kendari home | Bali home | Sinar Harapan