
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID --Dalam rangka menekan inflasi dan menjaga stabilitas harga pangan, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui Dinas Ketahanan Pangan kembali menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) secara serentak di delapan kabupaten/kota pada 5-6 September 2025.
Kegiatan ini dipusatkan di Halaman Gelanggang Olahraga (GOR) Apriyani Rahayu, Kota Kendari, dan dibuka langsung Gubernur Sultra, Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka.
Gubernur Andi Sumangerukka mengungkapkan, GPM merupakan langkah strategis pemerintah daerah untuk memastikan ketersediaan, keterjangkauan, dan stabilisasi harga pangan guna mengendalikan inflasi.
Ia menyebut GPM sebagai intervensi pasar berbasis data dan analisis kebutuhan nyata yang melibatkan berbagai pihak mulai dari pemerintah, pelaku usaha, petani, distributor hingga masyarakat.
“Ini bukan hanya sekadar pasar murah, tetapi strategi jangka panjang untuk menjaga stabilitas ekonomi daerah. Sinergi semua pihak sangat penting untuk mewujudkan Sultra yang tangguh dan berdaulat pangan,” ujar Gubernur Andi Sumangerukka dalam keterangan tertulisnya, Minggu (7/9/2025).
Delapan daerah yang turut menggelar GPM secara serentak adalah Kota Kendari, Kabupaten Kolaka, Bombana, Konawe Selatan, Muna, Buton Selatan, Buton Utara, dan Wakatobi. Melalui komunikasi virtual, Gubernur menerima laporan langsung dari para kepala daerah terkait pelaksanaan GPM di wilayah masing-masing.
Kendari Catat Inflasi Terendah di Sultra
Wali Kota Kendari, dr. Siska Karina Imran, dalam keterangannya menyampaikan, inflasi di Kota Kendari berhasil ditekan secara signifikan.
“Inflasi month to month berada di angka minus 0,22%, dan year on year sebesar 2,89%, yang merupakan yang terendah di Sultra. Ini merupakan hasil dari 66 kali GPM dan 111 kios pangan digital yang kami gelar sejak Februari,” jelasnya.
Kegiatan GPM di Kota Kendari disambut antusias warga yang memadati lokasi GOR Apriyani, untuk mendapatkan bahan pokok dengan harga terjangkau. Beberapa komoditas yang dijual di antaranya beras, minyak goreng, gula pasir, cabai, telur, dan sayuran dengan harga di bawah pasaran.
GPM kali ini melibatkan 15 distributor pangan, kelompok tani, UMKM, serta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Menurut Gubernur Andi Sumangerukka, langkah ini adalah bentuk nyata kehadiran negara di tengah masyarakat, khususnya dalam situasi ekonomi yang menantang.
“Stok pangan di Sultra masih aman, termasuk beras SPHP dari Bulog sebanyak 1,3 juta ton yang siap didistribusikan,” tambahnya.
Inflasi Nasional Turun, Pangan Stabil
Secara nasional, tren inflasi juga menunjukkan penurunan. Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyampaikan, inflasi tahun ke tahun (yoy) turun dari 2,37% menjadi 2,31%.
Penurunan ini banyak didorong oleh stabilisasi harga komoditas utama seperti cabai rawit dan peran aktif pemerintah dalam intervensi harga.
“Upaya seperti GPM dan distribusi beras SPHP menjadi salah satu faktor yang membuat harga pangan tetap stabil,” ujar Tito.
Hal senada disampaikan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Ia memastikan, dengan stok nasional beras lebih dari 4 juta ton, pemerintah tidak akan melakukan impor hingga akhir tahun 2025.
“Ini adalah bukti bahwa Indonesia bisa memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri secara mandiri. Patut kita syukuri,” imbuhnya. (b/ikp/jpc/ing).(*)
Ikuti KENDARI POS di Google News
Dapatkan update cepat dan artikel pilihan langsung di beranda Anda.