
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID--Daun kelor sudah lama dikenal sebagai tanaman kaya gizi. Namun, sayangnya tidak semua kalangan, terutama anak-anak, menyukai rasa asli dari daun yang dijuluki “pohon ajaib” ini. Melihat tantangan tersebut, sekelompok mahasiswa yang sedang menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten Maros menghadirkan inovasi menarik: puding daun kelor sebagai camilan sehat untuk cegah stunting.
Dilansir dari fajar.co.id, program ini merupakan bagian dari penyuluhan gizi yang diinisiasi oleh mahasiswa Keperawatan di Desa Timpuseng, Kecamatan Camba. Dalam kegiatan itu, mahasiswa memberikan edukasi penting mengenai gizi seimbang dan dampak serius dari stunting pada masa pertumbuhan anak.
Stunting Masih Jadi Ancaman Serius
Dalam pemaparannya, mahasiswa menjelaskan bahwa stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, terutama selama 1.000 hari pertama kehidupan, yaitu sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun.
“Stunting bisa menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan otak, bahkan menurunkan produktivitas di masa depan,” ujarnya dalam kegiatan penyuluhan tersebut.
Daun Kelor: Si Kecil Kaya Gizi
Solusinya? Mereka memperkenalkan daun kelor (Moringa oleifera) yang dikenal luas karena nilai gizinya yang tinggi. Daun kelor mengandung:
- Protein tinggi
- Vitamin A, C, E
- Zat besi dan kalsium
- Magnesium dan antioksidan
Kandungan ini dipercaya mampu meningkatkan daya tahan tubuh, mendukung pertumbuhan otot dan tulang, hingga mencegah anemia.
Resep Praktis: Puding Kelor Ramah Anak
Agar lebih mudah dikonsumsi dan disukai anak-anak, mahasiswa tersebut menciptakan puding daun kelor yang sederhana namun kaya manfaat.
Bahan:
- 2 genggam daun kelor segar
- 1 bungkus agar-agar bubuk
- 100 ml air (untuk memblender)
- Susu cair
- Gula pasir secukupnya
Cara membuat:
- Blender daun kelor dengan air, lalu saring sarinya.
- Campurkan sari kelor dengan susu, gula, dan agar-agar.
- Masak hingga mendidih, lalu tuang ke cetakan.
- Dinginkan dan simpan di kulkas.
- Sajikan dalam keadaan dingin.
Puding ini kemudian dibagikan kepada peserta, terutama anak-anak, yang terlihat sangat antusias mencicipinya.
Komitmen Gizi dari Desa
Inovasi sederhana ini menunjukkan bahwa edukasi gizi tak harus mahal atau rumit. Dengan bahan lokal dan pendekatan kreatif, gizi seimbang bisa dicapai bahkan di daerah terpencil.
Langkah para mahasiswa ini diharapkan menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk mengembangkan pangan lokal sebagai solusi pencegahan stunting yang berkelanjutan.(*)
Ikuti KENDARI POS di Google News
Dapatkan update cepat dan artikel pilihan langsung di beranda Anda.