FKIP UHO Siap Dukung Pendidikan Anak Imigran Indonesia di Malaysia

4 days ago 9
Dekan FKIP UHO, Dr. Damhuri, S.Pd., M.Pd., (kanan) saat memghadiri penandatanganan perjanjian kerja sama antara perguruan tinggi Indonesia dengan Duta Besar KBRI Kuala Lumpur tanggal 9 September lalu di Malaysia.

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID --Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo (FKIP UHO) menyatakan kesiapannya untuk turut berkontribusi dalam mendukung pendidikan anak-anak imigran Indonesia di Malaysia. Hal ini menindaklanjuti sambutan Duta Besar RI untuk Malaysia, Datuk Hermono, yang menekankan pentingnya keterlibatan perguruan tinggi Indonesia dalam menjaga hak pendidikan anak-anak imigran.

Dekan FKIP UHO, Dr. Damhuri, S.P., M.Pd., menegaskan bahwa pihaknya akan mengambil peran melalui pengiriman mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) ke sejumlah wilayah di Malaysia. Program tersebut diharapkan menjadi solusi jangka pendek dalam membantu pendampingan belajar, memperkuat literasi, serta membuka akses pendidikan bagi anak-anak migran Indonesia.

“FKIP UHO memiliki tanggung jawab akademik dan moral untuk mendukung anak-anak imigran kita. Melalui program KKN, mahasiswa akan terjun langsung ke sanggar belajar maupun pusat pendidikan alternatif, sehingga mereka bisa mendampingi anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) agar tidak tertinggal dalam pendidikan,” ungkap Dr. Damhuri.

Ia menjelaskan bahwa, pendidikan bagi anak-anak migran adalah hak dasar yang harus dipenuhi. Tanpa pendidikan, mereka berisiko atau berujung pada kemiskinan. Padahal, banyak anak-anak migran telah membuktikan kemampuan bersaing di tingkat regional hingga internasional.

“Kita tidak boleh membiarkan anak-anak ini kehilangan masa depan hanya karena keterbatasan akses sekolah. Ada yang berhasil juara umum di tingkat Asia Tenggara, bahkan ada yang diterima di Universitas California. Itu bukti bahwa mereka punya potensi luar biasa jika diberi kesempatan,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa, FKIP UHO terbuka untuk berkolaborasi dengan KBRI Malaysia, pemerintah, maupun perguruan tinggi lain di Indonesia. Kolaborasi itu bisa berupa riset pendidikan anak-anak migran, pelatihan pendamping, hingga penguatan program belajar di komunitas.

“Akses pendidikan adalah bentuk pemenuhan hak asasi dan menjaga martabat mereka. Tanpa akses pendidikan yang jelas, anak-anak PMI rentan putus sekolah dan kehilangan kesempatan untuk mengembangkan diri. Pendidikan bagi anak-anak migran sangat membantu mereka untuk menjadi individu yang lebih terampil dan berdaya di masa depan, yang pada akhirnya berkontribusi pada pembangunan sosial dan ekonomi di Indonesia maupun Malaysia,” tutup Mantan Sekretaris Rektor UHO ini. (win/b).(*)


Ikuti KENDARI POS di Google News

Dapatkan update cepat dan artikel pilihan langsung di beranda Anda.

Read Entire Article
Kendari home | Bali home | Sinar Harapan