
Penulis: Makmur Panjaitan (Analis Yunior KPwBI Provinsi Sulawesi Tenggara)
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Wakatobi kembali menampilkan pesonanya melalui sebuah perayaan budaya sekaligus inovasi pangan, yakni “Festival Hekente x Demo Live Cooking Olahan Ikan”.
Acara yang berlangsung pada tanggal 23 Agustus 2025 ini, terselenggara berkat kolaborasi Bank Indonesia Sulawesi Tenggara (BI Sultra) bersama Pemerintah Daerah Wakatobi, sebagai bagian dari upaya mengangkat budaya lokal, menjaga ketahanan pangan, sekaligus mengendalikan inflasi pangan. Khususnya pada komoditas ikan yang menjadi tulang punggung konsumsi masyarakat pesisir.

Hekente: Tradisi Wowine Wakatobi
Festival Hekente memiliki makna yang begitu dalam bagi masyarakat Wakatobi. Hekente adalah tradisi wowine, sebuah kegiatan khas di mana para perempuan turun ke pesisir pantai ketika air laut surut.
Dengan tombak tradisional khas Wakatobi, mereka mencari ikan di sela-sela batu karang atau pasir pantai. Aktivitas ini bukan sekadar mencari nafkah, tetapi juga simbol ketekunan dan peran sentral perempuan dalam menjaga dapur keluarga tetap terisi.
Lebih dari sekadar warisan budaya, tradisi ini merefleksikan kearifan lokal dalam mengamankan ketersediaan protein hewani.
Keberlangsungan tradisi Hekente sekaligus berkontribusi pada stabilitas pasokan ikan di masyarakat, yang pada akhirnya membantu menekan potensi gejolak harga dan menjaga inflasi tetap terkendali.
Inovasi Pangan: Dari Laut ke Meja Makan
Untuk meningkatkan nilai tambah hasil laut, BI Sultra menghadirkan demo live cooking oleh Chef Laode, peserta Halal Chef Competition FESYAR KTI 2025.
Ia memperkenalkan inovasi kuliner berupa pizza teflon topping tuna asap mayonnaise, yaitu berupa pizza yang dibuat menggunakan bahan sederhana, yang dapat ditemukan di pasar tradisional Wakatobi dan dimasak dengan menggunakan teflon yang tentunya bisa diikuti oleh para ibu-ibu di rumah.
Olahan ini tidak hanya memberi warna baru dalam cara menikmati ikan, tetapi juga menjadi bukti bahwa produk laut dapat diolah menjadi makanan modern bernilai ekonomi tinggi.
Inovasi semacam ini penting dalam konteks pengendalian inflasi pangan. Dengan memperluas variasi olahan ikan, masyarakat memiliki alternatif konsumsi yang lebih beragam, sehingga ketergantungan pada satu jenis produk dapat dikurangi.
Diversifikasi olahan ini membantu menjaga stabilitas permintaan dan penawaran di pasar, yang pada akhirnya mendukung pengendalian inflasi daerah.
Kehadiran para Tokoh dan Antusiasme Peserta
Acara ini dihadiri oleh Staf Ahli Kementerian Pariwisata RI, Bupati Wakatobi, Wakil Bupati Wakatobi, serta 100 peserta dari kalangan ibu-ibu Festival Hekente. Kehadiran para tokoh penting tersebut menegaskan bahwa sinergi antara budaya, ketahanan pangan, dan stabilitas harga memang membutuhkan dukungan berbagai pihak.
Para ibu yang hadir juga mendapat pengalaman dan pengetahuan baru dalam mengolah ikan, sehingga memiliki peluang untuk mengembangkan usaha kuliner berbasis hasil laut.
Hal ini diharapkan dapat menjadi solusi kreatif, dalam memperkuat ekonomi keluarga sekaligus mendukung stabilitas harga pangan di pasar lokal.
Peran Ibu-ibu dalam Ekonomi Keluarga dan Prinsip Syariah
Festival ini sekaligus menegaskan, betapa pentingnya peran ibu-ibu dalam menggerakkan roda ekonomi keluarga. Mereka bukan hanya penjaga pangan rumah tangga, tetapi juga agen perubahan dalam menciptakan nilai tambah.
Melalui prinsip syariah yang menekankan halal, keberkahan, dan keberlanjutan, aktivitas ekonomi yang mereka lakukan memberi manfaat tidak hanya untuk keluarga, tetapi juga bagi masyarakat luas.
Dengan keterampilan mengolah ikan dan semangat berusaha, ibu-ibu berkontribusi dalam memperkuat ketahanan pangan, menciptakan peluang ekonomi baru, dan membantu menjaga stabilitas harga di pasar. Peran ini menjadikan mereka pilar penting dalam pembangunan ekonomi daerah yang inklusif.
Merawat Tradisi, Menjaga Inflasi
Festival Hekente x Demo Live Cooking membuktikan bahwa warisan budaya dapat berjalan seiring dengan inovasi modern, untuk menjawab tantangan ekonomi masa kini.
Melalui pemanfaatan hasil laut secara kreatif, masyarakat tidak hanya merawat tradisi, tetapi juga berkontribusi dalam menjaga inflasi tetap terkendali.
Wakatobi, dengan kearifan lokalnya, memberi inspirasi bahwa solusi pangan dan stabilitas harga dapat lahir dari kekuatan budaya dan kreativitas masyarakat.
(*)
Ikuti KENDARI POS di Google News
Dapatkan update cepat dan artikel pilihan langsung di beranda Anda.