Esports vs Olahraga Tradisional: Dua Dunia Kompetisi, Satu Tujuan Kemenangan

5 days ago 11
Ilustrasi

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID--Olahraga tradisional dan esports mungkin tampak berbeda secara kasat mata satu menuntut kekuatan fisik, yang lain fokus pada ketangkasan digital. Namun keduanya memiliki satu benang merah yang tak terbantahkan: semangat kompetisi tingkat tinggi.

Dunia Fisik vs Virtual

Dilansir dari linkedin.com, perbedaan paling mencolok terletak pada lingkungan tempat kompetisi berlangsung. Olahraga tradisional dilakukan secara fisik di lapangan atau arena, menuntut kebugaran, teknik, dan kerja sama tim yang teruji. Sementara itu, esports terjadi sepenuhnya di dunia digital. Para pemainnya tidak kalah tangguh mereka memiliki refleks cepat, koordinasi tangan-mata luar biasa, serta strategi permainan yang kompleks.

Meskipun tidak mengandalkan fisik seperti atlet olahraga konvensional, menjadi atlet esports di level profesional tetap memerlukan pelatihan intensif, jam terbang tinggi, dan konsistensi performa di bawah tekanan.

Tradisi Lama vs Tren Baru

Olahraga seperti sepak bola, basket, dan tenis telah memiliki sejarah ratusan tahun serta basis penggemar yang mengakar. Di sisi lain, esports adalah fenomena abad ke-21 yang sedang mengalami pertumbuhan eksponensial. Dalam beberapa tahun terakhir, esports bahkan menarik lebih banyak penonton dibandingkan olahraga populer seperti hoki atau bisbol di Amerika Serikat.

Diperkirakan, total waktu menonton esports bisa mencapai 3 miliar jam, setara dengan 10% dari total penonton olahraga global.

Jadwal Musiman vs Turnamen Sepanjang Tahun

Liga olahraga tradisional biasanya memiliki musim tetap, dengan jadwal pertandingan dan klasemen yang jelas. Esports lebih fleksibel, dengan turnamen yang digelar sepanjang tahun, dari level lokal hingga internasional. Para pemainnya memperebutkan hadiah uang tunai besar yang jumlahnya semakin meningkat seiring popularitas esports.

Siaran Konvensional vs Digital

Perbedaan lainnya terlihat dari media penyiaran. Olahraga tradisional mendominasi siaran televisi dan radio, menjangkau audiens yang lebih luas. Sebaliknya, esports berkembang melalui platform digital seperti YouTube dan Twitch, yang lebih populer di kalangan generasi muda dan melek teknologi.

Namun tren ini mulai berubah. Stasiun TV besar sudah mulai menyiarkan turnamen esports, membuka peluang kolaborasi antara penyiaran konvensional dan digital.

Masa Depan Permainan Kompetitif

Meskipun memiliki pendekatan yang berbeda, olahraga dan esports memiliki potensi untuk tumbuh berdampingan. Keduanya menuntut latihan, kerja tim, dan strategi tinggi. Esports mungkin belum punya sejarah sepanjang olahraga tradisional, tetapi kecepatan pertumbuhannya menunjukkan bahwa dunia kompetisi sedang memasuki era baru di mana digital dan fisik bisa sama-sama megah.(*)


Ikuti KENDARI POS di Google News

Dapatkan update cepat dan artikel pilihan langsung di beranda Anda.

Read Entire Article
Kendari home | Bali home | Sinar Harapan