Cegah Stunting Dimulai Sejak Hamil: Waspadai Anemia, RSV, dan TBC

2 months ago 41
Ilustrasi

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID--Stunting, kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis, masih menjadi tantangan serius bagi perkembangan anak di Indonesia. Dampaknya bukan hanya pada tinggi badan yang di bawah rata-rata, tetapi juga dapat memengaruhi perkembangan otak, kemampuan belajar, dan produktivitas jangka panjang.

Salah satu langkah pencegahan yang paling efektif adalah dengan memastikan bayi mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan. ASI mengandung nutrisi lengkap yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang optimal dan membantu meningkatkan daya tahan tubuh bayi. Namun, keberhasilan pemberian ASI sangat bergantung pada kondisi kesehatan ibu sejak masa kehamilan.

Bayi Prematur Rentan Stunting

Risiko stunting meningkat jika bayi lahir dengan berat badan rendah atau secara prematur. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh gizi ibu yang kurang selama kehamilan, atau gangguan kesehatan tertentu yang memicu persalinan dini. Bayi prematur sering kali mengalami kesulitan menyusu secara langsung, sehingga asupan ASI menjadi tidak optimal.

Infeksi RSV Hambat Pemberian ASI

Dilansir dari jawapos.com, Salah satu infeksi yang dapat mengganggu proses kehamilan adalah Respiratory Syncytial Virus (RSV), yaitu virus menular yang menyerang saluran pernapasan. Jika menyerang ibu hamil, RSV dapat menyebabkan komplikasi serius seperti pneumonia dan gangguan pernapasan berat, yang pada beberapa kasus dapat memicu kelahiran prematur.

Secara global, RSV merupakan ancaman nyata bagi bayi baru lahir. Data dari The Lancet tahun 2022 menunjukkan terdapat sekitar 6,6 juta kasus RSV pada bayi di bawah enam bulan, dengan sekitar 45.000 kematian akibat komplikasi. Karena belum tersedia pengobatan spesifik untuk RSV, upaya pencegahan seperti vaksinasi saat hamil menjadi langkah penting.

Anemia dan TBC Perlu Diwaspadai

Selain infeksi RSV, anemia pada ibu hamil juga merupakan faktor yang memperbesar risiko kelahiran prematur. Di Indonesia, angka anemia pada ibu hamil masih tinggi, berkisar antara 30 hingga 40 persen. Anemia menurunkan daya tahan tubuh dan meningkatkan kerentanan terhadap infeksi.

Sementara itu, tuberkulosis (TBC) juga masih menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia yang menempati posisi kedua tertinggi di dunia untuk jumlah kasus. TBC aktif pada ibu hamil tidak hanya berdampak pada kesehatan ibu, tetapi juga dapat memperburuk kondisi janin dan proses menyusui.

Pentingnya Pencegahan Terpadu

Untuk menurunkan angka stunting secara signifikan, upaya pencegahan harus dimulai sejak masa kehamilan. Perawatan kehamilan yang optimal, deteksi dini penyakit infeksi, pengobatan anemia, dan vaksinasi yang sesuai sangat berperan dalam memastikan ibu mampu melahirkan bayi sehat dan memberikan ASI secara eksklusif.

Kesehatan ibu adalah fondasi utama untuk menciptakan generasi yang bebas stunting. Meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama calon ibu, tentang pentingnya menjaga kesehatan sejak dini merupakan langkah krusial dalam mendukung program pemerintah menuju generasi emas 2045.(*)

Read Entire Article
Kendari home | Bali home | Sinar Harapan