1 week ago
4
Mantan Gubernur Lampung Arinal Djunaidi usai diperiksa terkait dugaan korupsi pengelolaan anggaran PI 10 persen pada WK OSES senilai US$17,2 juta Amerika atau setara Rp271 miliar rupiah.
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID--Mantan Gubernur Lampung periode 2019–2024, Arinal Djunaidi, menjalani pemeriksaan maraton oleh tim penyidik Asisten Pidana Khusus (Aspidsus) Kejaksaan Tinggi (Kejati) Lampung, Kamis (4/9). Pemeriksaan berlangsung sejak pukul 11.00 WIB hingga melewati tengah malam pukul 01.45 WIB.
Arinal diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi Participating Interest (PI) 10 persen pada wilayah kerja Offshore South East Sumatera (WK OSES) senilai US$17,2 juta atau sekitar Rp271 miliar. Dana itu dikelola PT Lampung Energi Berjaya (LEB), anak usaha BUMD PT Lampung Jasa Utama.
“Kebetulan sebelum masa jabatan saya berakhir, dananya keluar dan saya tempatkan di Bank Lampung. Niat saya untuk kepentingan BUMD agar tidak membebani APBD atau bunga kredit,” kata Arinal usai pemeriksaan dini hari, Jumat (5/9).
Meski demikian, bantahan Arinal berbeda dengan temuan Kejati Lampung. Aspidsus Kejati Lampung, Armen Wijaya, menegaskan penyidik sebelumnya sudah melakukan penggeledahan di rumah Arinal pada Rabu (3/9).
Dari penggeledahan itu, penyidik menyita aset mewah senilai lebih dari Rp38,5 miliar. Barang-barang yang disita meliputi tujuh unit mobil senilai Rp3,5 miliar, 645 gram emas senilai Rp1,29 miliar, uang tunai dalam rupiah dan valuta asing Rp1,35 miliar, deposito Rp4,4 miliar, serta 29 sertifikat tanah dengan nilai sekitar Rp28 miliar.
“Bantahan soal penggeledahan itu hak yang bersangkutan. Tapi proses hukum tetap berjalan,” ujarnya dikutip dari cnn indonesia, jumat (05/9).
Hingga kini, Kejati Lampung telah memeriksa sekitar 40 saksi terkait dugaan korupsi tersebut. Penyidik menegaskan seluruh pihak yang terkait akan dipanggil untuk dimintai keterangan.
Ikuti KENDARI POS di Google News
Dapatkan update cepat dan artikel pilihan langsung di beranda Anda.
