Air Minum Isi Ulang: Jernih Tak Selalu Aman, Apa yang Tersembunyi di Dalamnya?

1 month ago 37
Ilustrasi

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID--Dilansir dari jawapos.com Kehidupan perkotaan yang sibuk dan padat membuat masyarakat cenderung bergantung pada air minum isi ulang. Namun, apakah kita benar-benar tahu apa yang terkandung dalam air tersebut? Tanpa standar kebersihan yang memadai, banyak depot air minum yang tidak memenuhi regulasi kesehatan yang ditetapkan. Hal ini mendorong Yayasan Jiva Svastha Nusantara untuk menggelar kampanye edukasi di Pondok Pinang, Jakarta Selatan, guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya air yang layak konsumsi.

Isu air bersih memang sudah lama ada, tetapi di kota besar dengan jumlah penduduk yang terus meningkat, masalah ini menjadi semakin krusial. Sayangnya, banyak orang yang masih menganggap bahwa air yang tampak jernih selalu aman untuk diminum, padahal itu belum tentu benar.

Standar Higienitas yang Sering Terabaikan

Wuhgini, Sanitarian Ahli Muda dari Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan, mengungkapkan bahwa banyak depot air minum isi ulang yang tidak memenuhi syarat teknis dan sanitasi sesuai dengan regulasi yang ada. “Depot air minum diwajibkan untuk melakukan uji mikrobiologi setiap bulan dan uji fisika serta kimia minimal setiap enam bulan sekali. Tetapi kenyataannya, banyak depot yang hanya melakukan uji sekali saat awal beroperasi,” katanya.

Selain itu, banyak depot yang membeli air baku dari sumber yang tidak jelas legalitas dan kualitasnya, dan menyimpan air dalam jumlah besar dalam galon yang berisiko terkontaminasi. Praktik seperti ini, menurut Wuhgini, berpotensi menimbulkan masalah kesehatan serius bagi konsumen.

Air Tercemar, Penyakit Mengintai

Menurut Surya Putra, Kepala Bidang Hukum dan Advokasi Kebijakan Yayasan Jiva Svastha Nusantara, air minum yang tidak terjaga kebersihannya dapat menjadi penyebab berbagai penyakit, salah satunya hepatitis A. “Hepatitis A dapat menular melalui makanan dan minuman yang tercemar. Air dari depot isi ulang yang tidak terjaga kebersihannya bisa menjadi salah satu sumber penularannya,” ujar Surya.

Hepatitis A sendiri tidak hanya menimbulkan gejala seperti demam dan mual, tetapi juga dapat menimbulkan komplikasi serius, terutama pada ibu hamil dan anak-anak. “Selain gangguan pencernaan seperti diare, hepatitis A dapat menghambat penyerapan nutrisi, yang pada gilirannya berpotensi menyebabkan stunting pada anak-anak,” tegas Surya.

Meningkatkan Literasi Air Sehat

Melalui edukasi yang gencar, Yayasan Jiva Svastha Nusantara berharap dapat mengubah pandangan masyarakat terhadap air minum. Air bukan hanya sekadar komoditas yang mudah didapat, tetapi elemen vital yang langsung berhubungan dengan kesehatan keluarga. Literasi mengenai air sehat harus dimulai dari rumah, dengan melibatkan ibu rumah tangga dan pengelola air di setiap keluarga.

Pesan dari Surya Putra: “Kita perlu lebih sadar bahwa menjaga kebersihan air itu adalah investasi bagi kesehatan masa depan generasi kita. Jangan sampai kita mengorbankan kesehatan demi kemudahan yang sesaat.”(*)

Read Entire Article
Kendari home | Bali home | Sinar Harapan