SULIS SETIARINI/KENDARI POS
GENJOT SEKTOR PERTANIAN : Wali Kota Kendari Siska Karina Imran meninjau perkebunan sekaligus melakukan panen di atas lahan tidur yang dimanfaatkan, Rabu (3/12)
KENDARIPOS.CO.ID -- Komoditas pangan acap kali menjadi penyumbang inflasi di Kota Kendari. Kondisi ini disebabkan ketergantungan suplai pangan dari luar daerah. Atas dasar itulah, Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari terus berupaya menggalakan program di sektor pertanian. Salah satunya merumuskan langkah strategis berskala besar dalam mendorong kemandirian pangan.
Wali Kota Kendari Siska Karina Imran mengaku ketersediaan pangan di Kota Kendari telah terpenuhi. Hanya saja, suplai pangan masih sangat bergantung pada pasokan dari luar wilayah. Mulai dari Sulawesi Selatan (Sulsel) Jawa, bahkan luar negeri untuk beberapa komoditas.
Kondisi ini menjadi perhatian serius pemerintah mengingat tantangan yang semakin besar. Antara lain konversi lahan pertanian menjadi perumahan atau lahan industri, peningkatan jumlah penduduk yang menyebabkan kenaikan konsumsi pangan, serta risiko gangguan rantai pasokan akibat cuaca ekstrem atau peristiwa luar biasa.
“Kita tidak boleh puas hanya dengan ketersediaan pangan yang ada hari ini. Kenyataannya, kita belum mencapai swasembada pangan yang sebenarnya. Karena itu, kita perlu memperkuat sektor pertanian dari hulu ke hilir. Mulai dari penyediaan bibit berkualitas, pupuk terjangkau, dukungan teknis hingga akses pasar yang layak bagi petani,” ujar Siska Karina Imran pada temu wicara pertanian, Rabu (3/12)
Salah satu langkah strategis terpenting kata dia, adalah penguatan peran pasar tani sebagai instrumen kunci untuk mengendalikan inflasi dan menopang pendapatan petani. Menurut analisis tim ahli, pasar tani dinilai efektif karena mempertemukan produsen dan konsumen secara langsung tanpa perantara, sehingga meminimalkan biaya transaksi dan memastikan harga yang adil bagi kedua pihak.
















































