Tren Diet Raw Food: Sehat, Segar, atau Berisiko?

5 hours ago 3
Ilustrasi

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID--Gaya hidup sehat semakin populer di tengah masyarakat urban. Salah satu tren yang mulai banyak diikuti adalah diet raw food atau pola makan dengan bahan makanan mentah atau minim pengolahan. Diet ini diyakini dapat memperbaiki pencernaan, meningkatkan metabolisme, dan memberi efek positif pada penampilan kulit.

Namun, benarkah diet ini aman dan bermanfaat untuk semua orang?

Apa Itu Diet Raw Food?

Dilansir dari alodokter, diet raw food adalah pola makan yang menekankan pada konsumsi makanan mentah atau makanan yang tidak dimasak lebih dari suhu 40–48°C. Pengolahan seperti pasteurisasi, pemanggangan, atau penggorengan dianggap merusak kandungan nutrisi dalam bahan makanan.

Prinsip utamanya: “Semakin sedikit proses, semakin tinggi nutrisinya.”

Klaim Manfaat Diet Raw Food

Meskipun masih menjadi perdebatan di kalangan medis, para pelaku diet ini mengklaim sejumlah manfaat, di antaranya:

  • Menurunkan berat badan, karena asupan kalori lebih rendah
  • Meningkatkan metabolisme
  • Menurunkan kolesterol jahat
  • Menyehatkan jantung dengan mengurangi konsumsi garam dan lemak jenuh
  • Melancarkan pencernaan, karena kandungan serat yang tinggi
  • Mencerahkan kulit, terutama dari konsumsi buah dan sayur kaya vitamin C

Menu Wajib dalam Diet Raw Food

Bagi yang ingin mencoba, berikut adalah beberapa contoh makanan yang umum dikonsumsi dalam diet raw food:

  • Buah dan sayur segar atau kering
  • Kacang-kacangan mentah dan biji-bijian yang direndam
  • Cokelat dari biji kakao mentah
  • Jus segar tanpa gula
  • Air kelapa muda
  • Susu nabati (seperti susu almond atau oat)
  • Makanan fermentasi (kimchi, sauerkraut)
  • Sushi atau sashimi
  • Yoghurt dan susu mentah (dalam beberapa versi diet)
  • Daging yang dikeringkan

Risiko dan Hal yang Perlu Diperhatikan

Di balik manfaat yang dijanjikan, diet raw food tidak bebas risiko. Beberapa makanan justru tidak aman dikonsumsi dalam kondisi mentah, seperti:

  • Kacang merah
  • Singkong
  • Jamur tertentu
  • Kacang polong
  • Telur mentah
  • Daging mentah
  • Susu tanpa pasteurisasi

Selain risiko keracunan makanan, diet ini juga bisa menyebabkan kekurangan nutrisi seperti:

  • Zat besi
  • Omega-3
  • Vitamin B12
  • Vitamin D
  • Kalsium
  • Selenium
  • Protein

Dokter mungkin menyarankan konsumsi suplemen untuk menjaga keseimbangan nutrisi tubuh, terutama jika diet raw food dijalani dalam jangka panjang.

Perlu Konsultasi Dulu?

Sebelum memulai diet raw food, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi. Diet ini tidak cocok untuk semua orang, terutama bagi:

  • Ibu hamil
  • Anak-anak
  • Lansia
  • Penderita gangguan imun atau masalah pencernaan kronis

Diet ekstrem tanpa pemahaman bisa berbalik merugikan kesehatan.


Ikuti KENDARI POS di Google News

Dapatkan update cepat dan artikel pilihan langsung di beranda Anda.

Read Entire Article
Kendari home | Bali home | Sinar Harapan