SIAP Business Forum, Kementerian Ekraf Dorong TIK Jadi Tulang Punggung Industri Kreatif

1 day ago 3

SHNet, Bandung – Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif memastikan peran layanan teknologi informasi dan komunikasi atau TIK untuk mendukung inovasi karya kreatif. Total 140 badan usaha TIK dari berbagai bidang dimakcomblangi Kementerian Ekraf dengan 30 calon investor melalui Business Forum Program SIAP (Sinergi, Inkubasi, Akselerasi, dan Penguatan).

“Indonesia memiliki talenta digital yang terus berkembang, ekosistem start-up yang dinamis, serta pasar domestik yang luas. Business Forum ini tidak sekedar menjadi ruang temu, tetapi juga wadah kolaborasi konkret antara pegiat ekonomi kreatif, jasa TIK dengan investor potensial, lembaga pembiayaan, sekaligus mitra strategis dari sektor publik dan swasta,” ujar Deputi Bidang Kreativitas Digital dan Teknologi Kementerian Ekraf Muhammad Neil El Himam.

Business Forum SIAP yang digelar di Intercontinental Hotel, Bandung pada Senin, 15 Desember 2025 itu diikuti seratusan lebih badan usaha mulai dari Artificial Intelligence, SaaS (Software as a Service), Game, E-Commerce, Software & Training Development, Ed Tech, Cybersecurity, Fintech, dan Internet of Things. Sebaran badan usaha itu mulai dari Aceh, Banten, Jawa Barat, Yogyakarta, hingga Jawa Tengah.

(Dok. Biro Komunikasi Kemenekraf)

“Ekonomi kreatif itu bukan hanya berupa produk atau barang, tetapi juga jasa. Subsektor jasa teknologi informasi dan komunikasi (TIK) terus kami dorong untuk menjadi tulang punggung utama transformasi ekonomi nasional, khususnya dari lingkup digital. Di tengah percepatan digitalisasi global, subsektor tersebut tidak hanya berperan sebagai penerbit bagi sektor lain, tetapi juga memiliki nilai tambah, penciptaan lapangan kerja berkualitas, serta berfungsi sebagai motor pertumbuhan ekonomi berbasis inovasi dan kreativitas,” ucap Deputi Neil.

“Kementerian Ekraf yakin Program SIAP dapat mendorong potensi ekonomi kreatif khususnya berbasis digital sehingga mampu menjadi penggerak ekonomi Indonesia,” imbuh Deputi Neil.

Mengusung tema ‘Investing in Digital Acceleration: Kolaborasi Menuju Ekonomi Berbasis Digital’, forum ini juga ingin menyampaikan arah kebijakan digital dari pemerintah pusat dan daerah. Menurut data BPS, subsektor jasa TIK menunjukkan peningkatan indeks pembangunan hingga 5,90 poin pada 2023 dengan pertumbuhan jumlah start-up di Indonesia mencapai lebih dari 2.560 perusahaan pada 2024.

Dengan adanya business forum ini, start-up dan badan usaha jasa TIK diharapkan mampu memperluas skala usaha, menyerap lebih banyak tenaga kerja, dan meningkatkan revenue perusahaan. Business Forum Program SIAP juga menjadi platform strategis untuk mendorong akselerasi inovasi digital nasional.

Selain exhibition, ada talkshow, investor insight talk, and business matching & pitching yang diharapkan akan menawarkan peluang kolaborasi yang baik antara startup, korporasi, dan investor untuk mengembangkan ekosistem jasa TIK.

“Direktorat Jasa TIK diberi amanat untuk meningkatkan nilai tambah terhadap kekayaan intelektual yang dimiliki para pegiat ekraf. Dalam bentuk fasilitasi terhadap badan usaha melalui kegiatan Business Forum Program SIAP tentu sudah dilakukan inkubasi berdasarkan open bidding dan kurasi yang terus didorong supaya startup-startup ini diharapkan berkembang ke tahap akselerasi sehingga menjadi badan usaha yang lebih mandiri ke depan,” jelas Direktur Jasa TIK Abdul Malik.

“Nilai investasi sektor ekraf menyumbang Rp 44 triliun di Jawa Barat. Ditambah 50,7 juta jiwa dari Jawa Barat siap menjadi pasar yang sangat besar sehingga bisnis apapun pasti menjanjikan. Tentu kami berharap pegiat-pegiat ekraf bisa terus melakukan inovasi produk sehingga kualitasnya mampu bersaing,” imbuh Budi Kurnia sebagai Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah (Setda) Jawa Barat.

Dalam Business Forum Program SIAP 2025, turut hadir juga Sekretaris Deputi Bidang Kreativitas Digital dan Teknologi Sabartua Tampubolon, Direktur Gim Luat Sihombing, Direktur Arsitektur dan Desain Sabar Norma Megawati Panjaitan, dan jajaran pimpinan bisnis, lembaga keuangan, venture capital, serta para pegiat ekraf lainnya. (Stevani Elisabeth)

Read Entire Article
Kendari home | Bali home | Sinar Harapan