SHNet,Jakarta-Memperingati ulang tahunnya yang ke-6, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Bukit Duri Bercerita menggelar dua acara besar. Pertama, kegiatan yang dinamakan “Membaca Nyaring” atau read aloud pada Sabtu (29/11/2025) diikuti sekitar 60-an anak-anak. Kedua, seminar “Pendampingan Orang Tua terhadap Penggunaan Media Sosial oleh Anak-anak” pada Minggu (30/11/2025), diikuti lebih 100 ibu-ibu dan remaja puteri.
Semarak kedua kegiatan tersebut mewarnai puncak peringatan ke-6 TBM Bukit Duri Bercerita yang didirikan dan dikelola pasangan pegiat literasi, Safrudiningsih alias Kak Ning-Nong dan Suradi. Lokasi TBM di kawasan Bukit Duri Tanjakan, Kelurahan Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan ini menjadi oase bagi anak-anak, dan remaja yang ingin menambah wawasan dan sejumlah keterampilan yang mendukung pembelajaran di sekolah mereka.
Selain itu, TBM Bukit Duri Bercerita seperti mengepakkan sayapnya menjadi tempat atau hub bagi mahasiswa, kalangan kampus, komunitas, dan juga organisasi internasional yang ingin melakukan pengabdian sosial di bidang literasi. Kolaborasi ini bermanfaat bagi anak-anak , terutama interaksi dan wawasan yang terus bertambah.
Selama tahun 2025 ini tercatat mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Institut Media Digital Emtek (IMDE) telah melakukan beberapa rangkaian kegiatan untuk anak-anak TBM, bahkan mahasiswa S-2 Program Psikologi YAI Jakarta, menjadikan TBM ini tempat untuk magang dan penelitian selama sekitar 3 bulan. Ada pula Komunitas Bersuara Projek yang melakukan penyuluhan antiperundungan, dan terakhir relawan dari oragnisasi Lions Club International termasuk kaum mudanya atau Leo, juga aktif memberikan edukasi pada anak-anak.
Bagi Safrudiningsih dan Suradi, memasuki usia ke-6 TBM yang dikelolanya, upaya untuk terus memberikan layanan bagi anak-anak dan remaja sekitar kawasan Bukit Duri, akan terus dilakukan, baik jadual rutin kegiatan mingguan, insidental, dan program outing ke tempat-tempat yang mencerahkan bagi anak-dan remaja, sesuai dengan kondisi .
Peringatan ultah ke-6 TBM Bukit Duri Bercerita juga berkolaborasi dengan organisasi Lions Club International, Read Aloud Jakarta, dan didukung Oleh Paragon Corp.
Presiden Lions Club Jakarta Wardaya 70, Ricky Chandra yang hadir bersama dua rekan lainnya mengapresiasi TBM Bukit Duri Bercerita yang merayakan hari ulang tahun dan hari jadinya yang ke 6. Sebuah perjalanan yang tidak singkat dan memerlukan perjuangan dan dedikasi yang tinggi bagi Ibu Safrudiningsih dan Bapak Suradi membaktikan waktu dan tenaga mereka mengajar dan menerapkan budaya membaca dan literasi kepada anak-anak di lingkungan sekitar.
Seperti layaknya ciri khas kegiatan di TBM, maka pada perayaan hari jadi ini, tentunya diisi dengan kegiatan bermanfaat dalam bentuk seminar dari pakar tentang pentingnya peran orang tua untuk mendampingi anak dalam penggunaan media sosial, setelah sehari sebelumnya juga diisi dengan acara mendongeng untuk anak-anak.
“Sekali lagi selamat hari jadi dan ulang tahun untuk TBM BDB dan selamat untuk Ibu Safrudiningsih dan Pa Suradi. Teruslah berkarya dan semangat dalam pelayanan. Kami dari Lions Club Jakarta Wardaya 70 serta Leo Jakarta Kharisma akan terus mendukung kegiatan di TBM Bukit Duri Bercerita,” katanya.
Foto bersama pendiri TBM Bukit Duri Bercerita, narasumber, dan peserta seminarMedia Sosial dan Pendampingan Orang Tua
Penggunaan media sosial oleh anak-anak Indonesia, termasuk di Jakarta, seperti tak terawasi. Oleh karena itu pada puncak peringatan HUT ke-6 ini TBM Bukit Duri Bercerita menggelar seminar dengan tema ”Pendampingan Orang Tua terhadap Penggunaan Media Sosial oleh Anak-anak”. Narasumber yang tampil adalah seorang psikolog UI, Dini Andrini dan anak muda yang berprofesi sebagai programer game Ridzki Atmaji. Keduanya mengingatkan agar orang tua lebih memperhatikan dan lebih baik lagi mengawasi anak-anaknya dalam bermedia sosial, guna menghindari dampak negatifnya.
Dijelaskan Dini, media sosial punya dampak positif dan negatif. Sejumlah manfaat media sosial antara lain membangun relasi sosial yakni emudahkan anak dan remaja untuk tetap terhubung dengan teman dan keluarga, terutama yang terpisah jarak. Juga aspek pendidikan dan akses Informasi yang luas: Menjadi sumber data untuk mendapatkan informasi, memperluas pengetahuan, dan mempelajari keterampilan baru melalui berbagai platform.
Selain itu, membangun kreativitas mengingat media sosial menyediakan sarana untuk berekspresi diri melalui pembuatan konten seperti video, musik, atau seni digital. Dan melatih keterampilan digital. Dalam hal ini membantu anak dan remaja belajar menggunakan teknologi dan perangkat lunak modern di era digital.
Namun demikian, beberapa aspek negatif juga tak terelakkan. Dini menjelaskan beberapa contoh dampak negatif media sosial yaitu berpengaruh pada kesehatan mental. Penggunaan berlebihan dapat meningkatkan risiko kecemasan dan depresi, serta memicu rasa iri dan rendah diri akibat perbandingan sosial dengan citra yang sering kali tidak realistis.
“Gangguan emosi cepat terjadi. terutama pada anak usia dini, penggunaan media sosial yang tidak diawasi dapat menyebabkan gangguan emosi seperti tantrum atau keterlambatan bahasa. Juga gangguan tidur, karena menggunakan media sosial terlalu larut malam dapat mengganggu pola tidur, yang menyebabkan kelelahan, mudah tersinggung, dan stres,” ujar psikolog yang juga konsultan SDM dan Coach Narasumber Persiapan Pensiun.
Sebagai psikolog, Dini memberikan tips dan trik bagi orang tua dalam mendampingi anak-anak berain media sosial, antara lain: selalu membuka dialog bukan ceramah, sehingga anak merasa nyaman. Orang tua juga agar melakukan validasi perasaan dengancara bertanya tentang pengalaman anak bermedia sosial, tanpa menghakimi.
Ridzki Atmaji lebih banyak berdiskusi pada peserta anak-anak dan remaja, apa saja media sosial yang digunakan, kemudian konten apa saya yang biasa di share. Anak-anak pun dengan semangat menyebutkan sejumlah media soala mulai Facebook, IG, dan Tiktok yang cukup populer digunakan.
Anak-anak TBM Bukit Duri Bercerita menunjukkan kreasi mereka usai acara baca nyaring dalam rangka HUT ke-6 TBM Bukit Duri Bercerita di Jakarta, Sabtu (29/11/2025)Sosialisasi 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat
Masih dalam rangkaian HUT ke-6, TBM Bukit Duri Bercerita menggelar acara read aloud dengan menjalin kerja sama Read Aloud Jakarta pada Sabtu 29 November 2025 . Salah satu materi yang disampaikan kepada anak-anak dan remaja adalah sosialisasi 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat (7KAIH) melalui kegiatan LENTERA Jakarta.
Tujuh kebiasaan Anak Indonesia Hebat (7KAIH) adalah program pendidikan karakter yang mencakup bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat. Program ini bertujuan untuk membentuk anak yang sehat, cerdas, kreatif, dan berkarakter kuat demi menyongsong Generasi Emas Indonesia 2045.
Nila Sari dari Read Aloud Jakarta yang bersama Kak Deny menyampaikan materinya, mengatakan, tujuan dari sosialisasi kegiatan ini adalah untuk membangun karakter positif, disiplin, dan kemandirian pada anak-anak sejak dini, sebagai pondasi untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul di masa depan.
Kegiatan ini dikemas dengan aktifitas yang menyenangkan melalui membacakan nyaring kepada anak-anak sesuai dengan tema 7KAIH dan juga aktivitas berbasis buku. Adapun buku yang dibacakan berjudul ”Liburan Terbaik dari Rabbit Hole”.
Kak Nila dibantu Kak Deny menceritakan tentang liburan di Toraja menceritakan tentang Linda, yaitu goa pemakaman masyarakat Toraja dan Jailolo disini anak-anak dikenalkan i makanan khas daerah yaitu Nasi Lapola. Selain itu anak-anak dikenalkan dengan bahan-bahan untuk membuat nasi Lapola seperti beras, kelapa, daun pandan, sereh, lengkuas, jahe, garam, gula dan kacang tolo. Semua bahan makanan itu ditempatkan di sebuh nampan besar dan anak-anak langsung bisa melihatnya. (sur)


















































