Pantau dan Evaluasi Tengkes Melalui Data Terintegrasi

1 month ago 69
 Rakor publikasi data tengkes yang digelas Pemkot Baubau dalam upaya percepatan penurunan angka penderita. KEBIJAKAN : Rakor publikasi data tengkes yang digelas Pemkot Baubau dalam upaya percepatan penurunan angka penderita.

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID- Langkah untuk menurunkan angka tengkes (stunting) di Kota Baubau diupaya dengan berbagai kebijakan. Terbaru, Pemerintah Kota (Pemkot) melaksanakan rapat koordinasi (Rakor) publikasi data tengkes yang diikuti jajaran Forkompinda, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) teknis, pimpinan wilayah kecamatan, lurah, kepala Puskesmas hingga Loka POM. Dari kegiatan tersebut dharapkan dapat memberi informasi kepada masyarakat terkait kondisi tengkes di lingkungannya.

“Masyarakat diajak untuk terlibat dalam gerakan bersama mengurangi angka stunting. Ini dalam rangka membangun transparansi pemerintah menyampaikan kondisi kesehatan masyarakat,” jelas Kepala Bappeda Kota Baubau, Dr. Dahrul Dahlan, kemarin.

Untuk mencapai target penurunan tengkes, terus dilakukan tujuh aksi. Mulai dari analisa dan situasi, rencana kegiatan, rembuk stunting, pembinaan pelaku utama percepatan penurunan, manajemen data, pengukuran dan publikasi.

“Aksi ini harus melibatkan seluruh unsur, baik Pemkot, sektor kesehatan, maupun masyarakat. Kerja sama antar sektor akan membuat intervensi yang dilakukan lebih terintegrasi dan berkelanjutan,” jelasnya.

Sementara itu Kadis Kesehatan Kota Baubau, dr. Lukman, SP.PD mengungkapkan, ada lima kebijakan yang dilakukan instansinya dalam penanggulangan tengkes.

“Penguatan dan pergerakan Posyandu melalui partisipasi lintas sektor dan program, standarisasi mutu layanan kesehatan dan pemenuhan gizi ibu, bayi dan balita, perluasan jejaring dan sistem rujukan untuk tata laksana kasus stunting, advokasi dan edukasi secara masif kepada para pemangku kepentingan serta kelompok sasaran. Juga perbaikan sistem pemantauan dan evaluasi kasus melalui manajemen data terintegrasi,” timpalnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas PPLKB Kota Baubau, Fanti Fridayanti, mengatakan, sasaran pendampingan untuk keluarga berisiko tengkes adalah pasangan usia subur (PUS), ibu hamil dan pasca salin, keluarga dengan usia 0-23 bulan, termasuk anak usia 24-59 bulan.

“Juga dilakukan pendataan dan pemutakhiran untuk memetakan keluarga berisiko stunting. Kita lihat karakteristik kondisi sanitasi dan air bersih, pasangan usia subur, serta kepesertaan KB modern,” tandas Fanti Fridayanti. (b/lyn)

Read Entire Article
Kendari home | Bali home | Sinar Harapan