KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID - Angka kemiskinan di Indonesia mencapai 25,9 juta jiwa. Untuk mengurangi warga kurang mampu, Kementerian Agama (Kemenag) meluncurkan program Kampung Zakat. Di Sulawesi Tenggara (Sultra), programnya telah dimulai. Rabu (30/10), Kemenag kembali melaunching Kampung Zakat di Kelurahan Abeli Dalam, Kecamatan Puuwatu.
Direktur Zakat Wakaf Kementerian Agama (Kemenag) RI Prof. Waryono, menjelaskan Kampung Zakat bukan sekadar nama program, tetapi merupakan upaya untuk memastikan zakat diberikan kepada orang yang tepat. Program ini bertujuan untuk mengoptimalkan potensi zakat sebagai sumber pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat yang membutuhkan.
“Biasanya, di kampung masih banyak penduduk yang kurang mampu. Jadi, kami arahkan Baznas (Badan Amil Zakat Nasional) dan LAZ (Lembaga Amil Zakat) untuk langsung berkonsultasi dengan kanwil kemenag provinsi dan kota, tanpa perlu mencari sendiri. Pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas penyaluran zakat,” ujarnya kemarin.
Program Kampung Zakat kata dia, mencakup berbagai aspek yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Sebagaimana Undangundang (UU), sandang, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan harus terpenuhi sebelum beralih ke pendayagunaan.
“Misalnya, jika ada yang berpotensi menjadi petani, kita bantu mereka untuk menjadi petani yang lebih baik. Jika mereka pedagang, kita dorong agar mereka bisa naik kelas,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Kanwil Kemenag Sultra, Muhammad Saleh menambahkan Kampung Zakat ini akan dilaksanakan di 17 Kabupaten/Kota di Sulawesi Tenggara (Sultra). Di Kendari, adalah peluncuran ketiga. Setelah ini, pihaknya akan memperluas ke daerah lainnya. “Ini adalah langkah awal, dan kami yakin ini akan berkembang menjadi lebih banyak,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Kemenag Kota Kendari Hj Marni, menjelaskan kriteria penetapan lokasi Kampung Zakat salah satunya pendapatan penduduk yang di bawah rata-rata 17 ribu per kapita per hari. Saat ini, penyuluh masih terus melakukan pendataan. Jika memenuhi syarat, pihaknya akan kampung zakat lainnya.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi dengan dinas-dinas terkait di Kota Kendari. Diantaranya Dinas Kesehatan untuk memastikan masyarakat tidak hanya memiliki ekonomi yang baik, tetapi juga kesehatan yang terjaga. Selain itu, BKKBN ikut dilibatkan melalui program tribina, bina keluarga Balita, bina keluarga lansia, bina keluarga Remaja.
“Dengan melibatkan semua stakeholder, termasuk BAZNAS dan LAZ, diharapkan setiap pihak dapat berkontribusi sesuai dengan tupoksinya, agar masyarakat yang awalnya sebagai mustahik dapat bertransformasi menjadi muzaki. Inovasi ini dapat berkontribusi mengurangi angka kemiskinan di Indonesia yang saat ini mencapai 25,9 juta. Zakat dan wakaf diharapkan bisa membantu mengurangi angka kemiskinan,” tutupnya. (b/m1)