SHNet, YOGYAKARTA – Presiden Prabowo Subianto bertekad untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat melalui visi Asta Cita, salah satunya melalui Program Makan Bergizi Gratis.
Hal ini disampaikan oleh Hasyim Gautama, Direktur Tata Kelola dan Kemitraan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Digital dalam acara Bimbingan Teknis (Bimtek) bertajuk “Bikin Video Viral Jangan Asal” di Yogyakarta (29/10).
“Program ini fokus pada peningkatan kesejahteraan dan kualitas gizi masyarakat, terutama anak-anak dan ibu hamil, yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan generasi penerus bangsa,” ujar Hasyim.
Ia menegaskan pentingnya komunikasi yang efektif sebagai kunci dalam mendukung program pemerintah seperti Asta Cita, dengan peran Humas sebagai ujung tombak komunikasi publik.
“Humas bertugas menyusun strategi komunikasi yang tepat untuk menjelaskan tujuan dan manfaat program kepada masyarakat, serta membangun kepercayaan publik melalui transparansi informasi dan menjalin interaksi yang konstruktif,” lanjutnya.
Kementerian Komunikasi dan Digital, sebagai instansi pembina Humas Pemerintah mendorong Pejabat Fungsional Pranata Humas untuk siap dan terampil sebagai agen komunikasi yang adaptif, serta responsif terhadap perkembangan teknologi.
Hasyim berharap, melalui Bimtek ini, Humas dapat menjangkau audiens lebih luas dan memastikan pesan program disampaikan secara menarik dan mudah dipahami.
Tigor Pangaribuan menjelaskan bahwa ada beberapa faktor seperti penyakit menular, kebiasaan makan, aktivitas intelektual, dan genetika memengaruhi IQ seseorang.
“Program Makan Bergizi Gratis sangat membantu anak-anak Indonesia dengan menyediakan makanan bergizi dan susu gratis bagi siswa SD hingga SMA, meningkatkan konsentrasi, dan mendukung perkembangan fisik serta mental mereka,” jelasnya.
Badan Gizi Nasional telah merancang program ini berdasarkan riset kebutuhan gizi keluarga Indonesia di berbagai kelompok ekonomi, khususnya untuk mendukung balita, anak sekolah, hingga ibu hamil.
Fokus utama program ini adalah periode kritis dalam perkembangan anak, termasuk 1000 hari pertama kehidupan dan usia pertumbuhan. Karenanya, program ini mencakup siswa SD hingga SMA untuk memastikan mereka mendapatkan nutrisi yang optimal.
“Visi dari program ini adalah terwujudnya modal manusia yang berkualitas untuk Indonesia Maju menuju Indonesia Emas 2045, di mana SDM berkualitas tidak hanya diukur dari kemampuan intelektual dan keterampilan, tetapi juga dari kesehatan fisik dan mental yang semuanya dipengaruhi oleh pola makan dan status gizi,” lanjut Tigor.
Sementara itu, Abi Satria dalam sesi berikutnya berbagi cara membuat konten video yang efektif dengan pemahaman yang tepat untuk hasil maksimal. “Konten berkualitas tidak hanya asal upload, tapi juga memahami karakteristik setiap platform baik itu Instagram, TikTok, YouTube, X, maupun Facebook sehingga konten yang dihasilkan bisa tepat sasaran dan efektif menjangkau audiens,” ujar Abi.
“Konten yang sukses bukan hanya soal jumlah view. Konten yang ramai adalah konten yang mampu menarik perhatian dan membuat orang ingin tahu lebih dalam.
Langkah utama adalah memastikan banyak yang klik atau tap konten, kemudian mengamati berapa banyak yang menonton hingga akhir. Terakhir, yang paling penting adalah menciptakan respons mulai dari share, comment, like, hingga report untuk membangun engagement yang sesungguhnya,” tambahnya.
Acara juga dimeriahkan dengan pengumuman lomba video pendek “Capaian Pemerintah 10 Tahun Cerita Indonesia” dari Pranata Humas Indonesia dengan tema “10 Tahun Kerja Bersama Membangun Bangsa”.
Juara pertama diraih oleh Haji Arif Arofah dari Kementerian Agama Kota Cirebon, disusul oleh Widi Wihartono dari Kementerian Komunikasi dan Digital sebagai juara kedua, serta Ronggo Anugerah Putro Hartono dari Kementerian ESDM sebagai juara ketiga. Penghargaan diserahkan langsung oleh Hasyim Gautama. (Non)