Menhan: Petugas Tak Boleh Ragu Tangani Penjarah

1 month ago 33
Kondisi Rumah Eko Patrio Setelah Dijarah Massa

KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID--Presiden Prabowo Subianto akhirnya angkat bicara terkait eskalasi aksi unjuk rasa yang belakangan ini berujung anarkis di sejumlah wilayah Indonesia. Dalam konferensi pers di Istana Negara pada Minggu (31/8), Prabowo menegaskan bahwa negara tidak akan tinggal diam melihat penjarahan rumah pejabat dan perusakan fasilitas publik.

“Penyampaian aspirasi dapat dilakukan secara damai. Tapi jika ada aksi anarkis, penjarahan, atau perusakan, itu pelanggaran hukum. Negara wajib hadir untuk melindungi rakyatnya,” tegas Prabowo.

Presiden juga telah menginstruksikan TNI dan Polri untuk mengambil langkah hukum tegas terhadap siapa pun yang terlibat dalam perusakan dan penjarahan, termasuk terhadap pelaku penyerangan rumah pribadi, kantor pemerintahan, dan pusat-pusat ekonomi.

“Kepolisian dan TNI harus bertindak setegas-tegasnya sesuai hukum. Aspirasi boleh disampaikan, tapi tidak dengan cara merusak,” lanjutnya dikutip dari kompas.com

Menhan: Tak Ada Toleransi untuk Perusuh

Sejalan dengan arahan Presiden, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menyatakan bahwa aparat diminta untuk bertindak tanpa ragu terhadap pelaku penjarahan dan perusakan.

“Jika ada ancaman terhadap keselamatan pribadi atau properti, petugas diminta untuk langsung ambil tindakan. Semua pelanggaran harus diproses hukum,” ujar Sjafrie dalam konferensi pers bersama Kapolri dan Panglima TNI.

Sjafrie juga menambahkan bahwa Badan Intelijen Negara (BIN) telah diperintahkan untuk terus memantau dinamika di lapangan dan melapor langsung kepada Presiden.

Gelombang Demonstrasi Meluas, Sejumlah Kota Rusuh

Aksi protes yang dipicu oleh kenaikan tunjangan anggota DPR sejak 25 Agustus 2025 kini telah meluas ke berbagai daerah. Situasi makin memanas setelah insiden meninggalnya driver ojek online, Affan Kurniawan, yang terlindas kendaraan Brimob saat aksi pada 28 Agustus.

Unjuk rasa berujung rusuh tercatat di Yogyakarta, Bandung, Surabaya, Solo, Tegal, Cilacap, dan Makassar. Fasilitas publik seperti halte, kantor kepolisian, dan bahkan kantor Gubernur Jawa Timur di Surabaya turut menjadi sasaran.

Tak hanya itu, sejumlah rumah anggota DPR juga dijarah, termasuk milik Ahmad Sahroni, Uya Kuya, Eko Patrio, dan Nafa Urbach.

Presiden menegaskan bahwa pemerintah mendengar aspirasi rakyat, namun tidak akan membiarkan kekerasan merusak ketertiban umum.


Ikuti KENDARI POS di Google News

Dapatkan update cepat dan artikel pilihan langsung di beranda Anda.

Read Entire Article
Kendari home | Bali home | Sinar Harapan