SHNet, Jakarta-Target Balai Pustaka untuk 2026 masih sama dan akan selalu sama yaitu untuk terus menjadi pilar dalam meningkatkan literasi bangsa. Melalui karya-karya sastra maupun koleksi Balai Pustaka lainnya, kami akan terus berusaha menghidupkan keinginan membaca dan tingkat melek literasi masyarakat, serta mendukung program literasi pemerintah.Kerja sama dari berbagai instansi dan pengembangan bacaan akan menjadi program utama dalam visi dan misi perusahaan.
Staf Departemen Corporate yang mendukung kebutuhan Direksi sebagai Sekretaris Direksi, Putri Hafizhah mengungkapkan hal itu saat menjawab pertanyaan ketika menerima kunjungan sejumlah mahasiswa Institut Media Digital Emtek (IMDE) yang tergabung dalam unit kegiatan mahasiswa IBJ atau IMDE Broadcast Journalism, akhir pekan ini.
Saat ini lanjut Putri, Balai Pustaka terus menerbitkan kembali buku-buku sastra lama seperti republish buku Salah Asuhan, Sitti Nurbaya, Atheis, dan Si Jamin Si Johan. Balai Pustaka juga mengembangkan buku anak yang belum lama terbit yaitu Seri Mencecap Kuliner Lokal yang merupakan pengembangan dari Intellectual Properti lama Balai Pustaka.
“Koleksi yang dimiliki Balai Pustaka saat ini jumlahnya sekitar 7.000 judul. Jumlah tersebut terdiri dari buku sastra, pengetahuan umum, life skill, muatan lokal daerah, dan lain-lainnya. Adapun Balai Pustaka juga mempunyai 30 sastra klasik seri unggulan,” ujar Puteri.
Menjawab pertanyaan tentang pola kerja sama dengan BUMN/Perusahaan milik pemerintah dan swasta agar buku -buku bermutu dapat dicetak ulang, Puteri menjelaskan, untuk pencetakan ulang buku-buku bermutu kami memiliki prosedur kurasi yang dilakukan oleh tim IP (Intellectual Property) Management untuk menentukan buku apa yang sekiranya memiliki isi yang baik sekaligus relevan dengan tren pembaca saat ini.
“ Untuk pola kerja sama kami saat ini masih mengandalkan biaya mandiri dari perusahaan untuk melakukan pencetakan ulang buku-buku tersebut. Namun, kami juga tetap mengusahakan untuk buku-buku yang memiliki nilai buku yang bermutu dan cocok untuk dijadikan bahan ajar di sekolah untuk dicetak ulang dengan dukungan dari Kemendikdasmen,”papar Putri.
foto bersama di salah satu sudut Balai PustakaMahasiswa IMDE Antusias
Ditanya kesanya atas kedatangan para mahasiswa IMDE, Puteri menilai, selama kegiatan kunjungan, respon mahasiswa IMDE sangat positif dan antusias khususnya selama Wisata Edukasi. Mahasiswa IMDE aktif mengeksplorasi dengan mengajukan berbagai pertanyaan dan diskusi mengenai sejarah, sastra, dan hal-hal yang berkaitan dengan penerbitan di Balai Pustaka.
“Secara keseluruhan, kunjungan mahasiswa IMDE berjalan interaktif. Mereka juga memberikan apresiasi atas kesempatan yang diberikan dapat melihat koleksi buku-buku heritage sejak zaman Belanda dan historis dari Balai Pustaka,” kata Puteri.
Sementara itu Ketua IBJ, Idris mengatakan dirinya sangat bangga dapat melihat langsung koleksi kekayaan budaya dan literasi yang masih terawat di Balai Pustaka. Selian itu mendaat penjelasan langsung dari pimpinan Balai Pustaka, institusi yang sudah lebih satu abad menerangi jagat sastra Indonesia.
“Sangat pas bila mahasiswa berkunjung ke Balai Pustaka dan ikut menyebarkan budaya baca ke masyarakat, khususnya bacaan bermutu baik sastra, budaya, maupun ilmu pengetahun lainnya,” kata Idris.
Sedangkan Hanna Khalila, salah satu pengurus IBJ menyatakan hal senada. Sangat surprise bisa mengunjungi dan melihat langsung ribuan koleksi buku budaya dan sastra Balai Pustaka. “Saya beli juga beberapa buku dan yang menyenangkan, dibuatkan pantun langsung oleh Bapak Dirut Balai Pustaka, Pak Ahmad Facrodji,”katanya. (sur)


















































