KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID- Sebagai langkah strategis memperkuat sektor kerajinan di Sulawesi Tenggara, Dewan Kerajinan Daerah (Dekranasda) Sultra menggelar Rapat Kerja Daerah (Rakerda) di Kendari, Selasa (3/12). Acara ini menjadi ajang koordinasi penting bagi para pemangku kepentingan untuk menyusun strategi pengembangan kerajinan daerah yang lebih kompetitif dan berkelanjutan.
Rakerda kali ini, yang dihadiri oleh Ketua Dekranasda kabupaten/kota, jajaran pengurus provinsi, serta berbagai narasumber dari instansi terkait,berfokus pada evaluasi program tahun 2023 dan perencanaan untuk 2024. Dengan mengusung tema “Bergerak Bersama, Memajukan Kerajinan Sulawesi Tenggara”, kegiatan ini menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor demi memajukan industri kerajinan lokal.
Ketua Dekranasda Sultra, Dra. Wa Ode Munanah Asrun Lio, menggarisbawahi peran kerajinan daerah sebagai motor penggerak ekonomi masyarakat. Ia menyoroti tantangan yang masih dihadapi, seperti peningkatan kualitas sumber daya manusia, penguasaan teknik produksi modern, akses permodalan, dan perluasan jaringan pemasaran.
“Kami ingin memastikan bahwa produk kerajinan Sultra tidak hanya kreatif dan berbasis tradisi, tetapi juga mampu bersaing di pasar yang lebih luas,” ujar Munanah. Ia juga mengajak semua pihak, termasuk pemerintah daerah, perbankan, dan sektor swasta, untuk mendukung pengembangan kerajinan lokal melalui program pembinaan yang inovatif dan berkelanjutan.
Sekretaris Daerah Provinsi Sultra, Asrun Lio, yang membuka acara ini, menegaskan bahwa kerajinan daerah memiliki kontribusi signifikan terhadap pembangunan ekonomi. “Kita perlu memperkuat sinergi. Dekranasda harus menjadi motor kreatif yang menghasilkan produk berkualitas tinggi dan meningkatkan kesejahteraan perajin,” katanya.
Tak hanya itu, Rakerda ini juga menghadirkan narasumber dari berbagai instansi untuk memberikan wawasan strategis. Arini dari Kanwil Kemenkumham Sultra menekankan pentingnya Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) untuk melindungi karya perajin. Sementara itu, Bima dari Bank Indonesia memaparkan strategi pengembangan UMKM wastra untuk memperluas pasar produk lokal. Kepala Dinas Pariwisata Sultra, H. Belli Tombili, menyoroti kolaborasi antara sektor pariwisata dan kerajinan untuk meningkatkan daya tarik produk Sultra.
Pemateri dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulawesi Tenggara memberikan paparan komprehensif mengenai kondisi ekonomi Sultra sepanjang tahun 2023, dengan menyoroti sejumlah aspek penting. Dalam paparannya, disampaikan perkembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang menunjukkan tren positif serta berbagai upaya strategis yang telah dilakukan untuk meningkatkan daya saing IKM di pasar domestik maupun internasional.
Sedangkan, Dinas Koperasi dan UKM Sultra menegaskan komitmennya untuk mendukung pengembangan industri kerajinan daerah melalui penguatan kelembagaan koperasi dan pember- Kendari, KP. Sebagai langkah strategis memperkuat sektor kerajinan di Sulawesi Tenggara, Dewan Kerajinan Daerah (Dekranasda) Sultra menggelar Rapat Kerja Daerah (Rakerda) di Kendari, Selasa (3/12). Acara ini menjadi ajang koordinasi penting bagi para pemangku kepentingan untuk menyusun strategi pengembangan kerajinan daerah yang lebih kompetitif dan berkelanjutan. dayaan UMKM. Sebagai institusi yang berfokus pada pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas, Dinas Koperasi dan UKM memaparkan strategi peningkatan kapasitas pelaku kerajinan, akses pembiayaan, serta pemasaran produk lokal agar lebih kompetitif di pasar regional, nasional, dan internasional. Dukungan ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif sekaligus melestarikan kekayaan budaya Sulawesi Tenggara melalui sektor kerajinan.
Melalui Rakerda ini, Dekranasda Sultra optimis dapat menciptakan langkah-langkah konkret untuk mendukung industri kerajinan sebagai salah satu sektor unggulan dalam pembangunan ekonomi daerah. Dengan sinergi semua pihak, kerajinan Sultra diharapkan mampu menjadi produk yang tidak hanya merepresentasikan budaya lokal, tetapi juga memiliki daya saing global.(*)