JMFW 2026 dan Upaya Percepatan Indonesia Menjadi Pusat Fesyen Dunia

5 days ago 15

SHNet, Jakarta- Menteri Perdagangan RI Budi Santoso (Busan) mengatakan bicara soal fesyen bukan hanya sekedar tren atau pakaian, tetapi juga cerminan identitas, karakter, serta nilai-nilai budaya dan keanggunan masyarakat Indonesia.

“Gaya berpakaian yang menonjolkan kesopanan dan keanggunan dapat tampil modern, kreatif, serta memiliki daya saing di pasar global. Semangat inilah yang menjadi roh penyelenggaraan JMFW 2026,” ujar Mendag Busan saat membuka Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2026, di Jakarta, Kamis (06/11/2025).

Mendag Busan mengungkapkan, sejak pertama kali diluncurkan pada 2021, JMFW telah menjadi platform penting dalam memperkenalkan karya desainer nasional ke dunia. Berdasarkan Laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE), modest fashion Indonesia yang semula berada di peringkat ke-3  dunia pada 2021, kini berhasil menempati posisi pertama pada 2025, mengungguli Malaysia, Italia, Turki, dan Singapura.

“Pencapaian ini tidak semata didasarkan oleh nilai ekonomi, melainkan hasil dari sinergi antara pemerintah, pelaku industri fashion, dan desainer dalam membangun ekosistem modest fashion Indonesia,” kata Mendag Busan.

Komitmen Kementerian Perdagangan untuk terus memperkuat pengembangan modest fashion Indonesia agar semakin berdaya saing dan menjadi rujukan dunia. Komitmen tersebut diwujudkan melalui penyelenggaraan Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2026 yang berlangsung pada 6–9 November 2025 di Kartika Expo Center, Balai Kartini, Jakarta.

Kemendag terus mendukung penguatan pelaku usaha modest fashion melalui tiga program utama, yakni Pengamanan Pasar Dalam Negeri, Perluasan Pasar Ekspor, dan UMKM Berani Inovasi, Siap Adaptasi (BISA) Ekspor. Menurutnya, program UMKM BISA Ekspor menjadi salah satu langkah konkret dalam memperluas pasar ekspor bagi pelaku usaha nasional. Program ini diwujudkan melalui sinergi jejaring 46 perwakilan perdagangan Indonesia di 33 negara yang menjembatani UMKM dengan buyer mancanegara melalui program pitching dan business matching.

(Ist)

Sebagai hasil nyata, selama periode Januari–September 2025, Kemendag mencatat 501 kegiatan business matching yang melibatkan 1.013 UMKM, dengan nilai transaksi mencapai USD 108,82 juta.

Ia menambahkan tujuan dari JMFW 2026 adalah upaya percepatan Indonesia menjadi pusat fashion dunia, menggerakkan industri dan UMKM kita serta meningkatkan ekspor.

“Ketika konsumen menyukai produk Indonesia, maka produksi berjalan dan semua industri fesyen bergerak.  Ekspor kita untuk fesyen meningkat 4,56 persen, nilainya 6,5 milyar US dolar. Dari JMFW 2026 ditargetkan transaksi jadi 10 juta US dolar,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen PEN) Kemendag Fajarini Puntodewi berharap, JMFW 2026 dapat menjadi wadah yang memperkuat kolaborasi antara pemangku kepentingan baik pemerintah, asosiasi, desainer, pelaku usaha, akademisi, dan sektor swasta untuk memantapkan posisi Indonesia sebagai pusat modest fashion dunia.

“Meski baru memasuki tahun kelima penyelenggaraan, JMFW memiliki cita-cita besar untuk menjadikan modest fashion Indonesia go global dan kalau bisa menjadi terdepan. Kami berharap JMFW dapat menjadi wadah penjenamaan yang kuat bagi produk-produk lokal agar produk kita bisa menguasai pasar dalam negeri dan pasar dunia,” ujar Puntodewi.

Sebanyak 242 pelaku usaha berpartisipasi dalam Jakarta JMFW 2026. Jumlah ini mencakup jenama yang tampil dalam pameran fesyen dan peragaan busana. Selain itu, sejumlah pelaku usaha makanan dan minuman (mamin) turut meramaikan JMFW 2026.

Menurut desainer modest fashion Brilianto yang berpartisipasi dalam peragaan busana dan pameran JMFW 2026, ketertarikannya pada JMFW berangkat dari semangat untuk menggerakkan ekonomi nasional melalui produk fesyen siap pakai yang memiliki nilai jual tinggi dan daya saing global.

Menurutnya, di tengah meningkatnya tekanan dari produk impor, JMFW menjadi ruang penting untuk menunjukkan bahwa produk Indonesia tidak kalah dalam hal kualitas, kreativitas, maupun harga.

“Kita sedang berhadapan dengan banyak produk dari luar, terutama dari Tiongkok. Menurut saya JMFW penting untuk mempromosikan jenama-jenama lokal supaya bisa bersaing. Produk kita ini sebenarnya siap pakai, mudah dijual, dan harganya juga ramah di kantong. Kalau ini terus didukung, roda ekonomi bisa berputar lebih cepat,” ungkap Brilianto.

Selain menghadirkan pameran dagang dan peragaan busana, JMFW 2026 juga membawa sejumlah pembaruan menarik. Tahun ini, JMFW memperluas jangkauan kolaborasi melalui kerja sama lintas gaya hidup bersama komunitas Glamlocal dan Anytime Fitness; gelar wicara interaktif; serta mendatangkan buyer internasional, antara lain Italia, Prancis, Malaysia, Uni Emirat Arab (UEA), dan Singapura. Selain itu, JMFW 2026 menyelenggarakan program Business Matching, dan Business Networking yang bertujuan mempertemukan para pelaku usaha dengan perwakilan kedutaan besar negara sahabat. (Stevani Elisabeth)

Read Entire Article
Kendari home | Bali home | Sinar Harapan