Gratis Tapi Tragis: Ironi Program Makan Bergizi Gratis (MBG)

1 week ago 16

Oleh: Dr. Arsalim (Dosen Magister Ilmu Pemerintahan Pascasarjana Universitas Sulawesi Tenggara)

KENDARIPOS.CO.ID-Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sejatinya lahir dari niat luhur Presiden Prabowo yaitu memastikan anak-anak Indonesia memperoleh asupan gizi seimbang, sehingga mereka tumbuh sehat, cerdas, dan terbebas dari ancaman stunting. Dalam dokumen resmi pemerintah, MBG dijanjikan sebagai terobosan untuk melahirkan generasi emas 2045, sebuah jargon yang sering didengungkan dalam setiap pidato pejabat negara.

Namun, realitas di lapangan sering kali berbeda jauh dari retorika panggung politik. Alih-alih menjadi penyelamat gizi anak bangsa, MBG justru kerap menjadi pemicu keracunan massal, lahan rebutan kelembagaan, dan pintu masuk praktik rente birokrasi.

Seperti pepatah lama, jalan menuju neraka kadang diaspal dengan niat baik. Maka tak berlebihan jika publik menyebut MBG bukan lagi sebagai Makan Bergizi Gratis, melainkan Makan Bergizi (tapi) Tragis.

Sejak digulirkan, sejumlah kasus keracunan makanan MBG mencuat di berbagai daerah. Anak-anak sekolah dasar dan madrasah yang seharusnya belajar dengan ceria, justru tumbang bersama-sama setelah menyantap hidangan dari program ini. Beberapa media lokal melaporkan puluhan siswa harus dilarikan ke puskesmas akibat makanan basi atau pengolahan yang jauh dari standar higienitas.

Selain masalah kualitas makanan, tata kelola kelembagaan juga menjadi sorotan utama. Tanggung jawab MBG terfragmentasi di antara banyak institusi, Ada lembaga baru Badan Gizi Nasional, Kementerian Pendidikan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Pemerintah Daerah, hingga sekolah.

Read Entire Article
Kendari home | Bali home | Sinar Harapan