Asap membubung dari bangunan yang diserang Israel di kamp pengungsian Bureij di tengah Jalur Gaza, Palestina, Minggu (19/10/2025). Serangan terjadi ketika gencatan senjata Gaza berlaku.(AFP/EYAD BABA) dilansir dari kompas.com
KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID -- Ketegangan kembali meningkat di Jalur Gaza setelah Israel melancarkan serangan udara pada Selasa (28/10/2025), meskipun gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat (AS) masih berlaku.
Badan Pertahanan Sipil Gaza melaporkan sedikitnya 30 orang tewas akibat serangan yang menargetkan sejumlah wilayah di Gaza. Lembaga tersebut berada di bawah otoritas Hamas dan berperan sebagai pasukan penyelamat di daerah konflik itu.
Militer Israel menuduh Hamas melanggar kesepakatan gencatan senjata dengan menyerang pasukan mereka di Gaza. Menteri Pertahanan Israel, Yoav Katz, menyebut aksi tersebut sebagai “pelanggaran batas” yang akan dibalas dengan kekuatan besar.
“Serangan Hamas terhadap tentara IDF di Gaza merupakan pelanggaran yang akan ditanggapi IDF dengan kekuatan besar,” ujar Katz dalam pernyataannya. Dikutip dari kompas.com
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga mengonfirmasi bahwa pihaknya telah memerintahkan operasi “serangan dahsyat” di wilayah tersebut.
AS Tegaskan Gencatan Senjata Masih Berlaku
Menanggapi situasi yang memanas, Wakil Presiden AS JD Vance menegaskan bahwa gencatan senjata masih berlaku meski diakui terjadi beberapa bentrokan di lapangan.
“Itu tidak berarti tidak akan ada pertempuran kecil. Kami tahu Hamas atau pihak lain di Gaza menyerang seorang tentara IDF. Kami memperkirakan Israel akan membalas, tetapi saya pikir perdamaian presiden akan tetap berlaku,” kata Vance dalam wawancara dengan Fox News yang kemudian diunggah Gedung Putih.


















































