KENDARIPOS.FAJAR.CO.ID- Curah hujan pada November 2024 cenderung meningkat. Kondisi ini dipicu fenomena global Madden Julian Oscillation (MJO) dan gelombang Rossby. Dua fenomena alam ini menyebabkan pembentukan awan konvektif yang lebih intens, terutama awan cumulonimbus yang memicu hujan lebat.
Kepala Stasiun Klimatologi Sultra Aris Yunatas mengatakan gelombang Rossby yang terjadi di lapisan atmosfer sangat mempengaruhi cuaca. Gelombang ini bergerak ke arah barat di sekitar wilayah ekuator. Makanya, gelombang ini bisa memicu cuaca ekstrem.
"Gelombang Rossby tak hanya dapat membawa massa udara basah sehingga sebuah wilayah sering dilanda kondisi hujan atau mendung meskipun sedang berada pada musim kemarau Dengan adanya gelombang Rossby, pembentukan awan konvektif menjadi lebih intens, dan potensi curah hujan pun semakin besar," jelas Aris Yunatas kemarin.
Di sisi lain, fenomena MJO turut mempengaruhi peningkatan curah hujan di wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra). MJO adalah pergerakan aktivitas konveksi dari Samudera Hindia ke Samudera Pasifik. Fenomena ini diakibatkan variabilitas atmosfer yang mempengaruhi lokasi dan kekuatan curah hujan tropis.
Dengan potensi curah hujan yang tinggi, ia mengimbau masyarakat di Sultra lebih waspada. Pasalnya, curah hujan yang tinggi berpotensi menyebabkan bencana hidrometereologi seperti banjir, banjir bandang dan tanah longsor. Yang mana, bencana ini yang dapat terjadi akibat curah hujan yang intens.
"Pemerintah daerah (Pemda) diharapkan meningkatkan kesiapsiagaan dan koordinasi dalam menghadapi musim hujan yang diperkirakan cukup ekstrem tahun ini. Curah hujan yang tinggi dipengaruhi oleh berbagai dinamika atmosfer, baik global, regional, maupun lokal," pungkasnya. (b/m1)