SHNet, Jakarta – Puncak acara ASIK (Akselerasi Ekspor Kreasi Indonesia) Fashion Connect 2025 berlangsung meriah. Peragaan busana dari 12 jenama yang dikurasi Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif diharapkan terus berkembang hingga pasar mancanegara.
“Saya ingin melihat jenama kita bukan hanya terkenal di Indonesia tetapi juga mendunia. Ini bukan hal mustahil, dan sudah terjadi, misalnya Buttonscarves yang berhasil go internasional. Banyak negara membuka pintu untuk produk fesyen Indonesia, seperti batik dan lainnya. Karena itu, program ini tidak boleh berhenti sebagai seremonial, tetapi harus terus berlanjut,” ujar Wamen Ekraf Irene Umar di lokasi acara yang berlangsung di Perpustakaan Nasional pada Selasa, 9 Desember 2025.
Program yang diinisiasi Kementerian Ekraf ini bertujuan memperkuat kapasitas jenama fesyen lokal agar mampu bersaing di tingkat internasional. Melalui program ini, Kementerian Ekraf berupaya memastikan jenama-jenama terpilih memperoleh dukungan komprehensif agar mampu meningkatkan daya saing, baik dari sisi kualitas produk maupun kesiapan bisnis.
(Dok. Biro Komunikasi Kemenekraf)Pada puncak acara ini, para pemilik 12 jenama fesyen lokal diberikan kesempatan untuk mempresentasikan karya sekaligus menampilkan koleksi mereka di hadapan buyer serta mitra internasional. Momen ini membuka peluang kolaborasi baru seperti potensi ekspor, joint collection, hingga kerja sama lisensi yang dapat memperluas penetrasi produk ke berbagai negara.
Direktur Fesyen Kementerian Ekraf Romi Astuti menjelaskan rangkaian proses pembinaan yang telah dilakukan sebelum para jenama tampil di tahap kurasi internasional. Hal ini penting sebagai bekal bagi para jenama tersebut.
“Kami mempersiapkan para jenama ini melalui bootcamp, mentoring one-on-one mulai dari cara ekspor, pemahaman karakter pasar di berbagai negara, hingga teknik pitching. Setiap negara memiliki selera dan target pasar berbeda, sehingga pendampingan personal menjadi penting. Termasuk bagaimana mereka melakukan business matching secara efektif,” terang Romi.
Pendampingan Kementerian Ekraf tidak berhenti pada acara puncak. Program ini dirancang berkelanjutan untuk memastikan para jenama lokal memiliki strategi jangka panjang dalam mengembangkan bisnis di pasar internasional. Dukungan yang diberikan mencakup peningkatan kapasitas manajemen merek, penguatan storytelling produk, hingga pengembangan jejaring bisnis global.
“Kegiatan ini memang harus berkesinambungan dan tidak berhenti sampai di sini. Kami akan melakukan evaluasi dan memberikan pendampingan lanjutan. Para jenama juga akan mendapatkan mentor khusus dari para praktisi untuk memperkuat pemasaran di berbagai negara. Kami berharap ilmu yang mereka dapatkan dapat turut dibagikan kepada pelaku bisnis fesyen lainnya,” ujar Deputi Bidang Kreativitas Budaya dan Desain Kementerian Ekraf Yuke Sri Rahayu.
Perhelatan ASIK Fashion Connect 2025 menegaskan bahwa budaya, kreativitas, dan kekuatan industri kreatif Indonesia memiliki potensi besar untuk tumbuh melalui koneksi, kolaborasi, serta keberanian menembus pasar global. Inisiatif ini menjadi bukti konkret bahwa talenta lokal mampu melangkah ke panggung dunia dengan dukungan ekosistem yang tepat. (Stevani Elisabeth)


















































