Srikandi Peneliti Belia Sabet Penghargaan Tertinggi APCYS di Tawain

1 month ago 42

SHNet, Jakarta-Lima srikandi belia Indonesia berhasil menorehkan prestasi di ajang penelitian internasional Asia-Pacific Conference of Young Scientists (APCYS) 2025, yang berlangsung di Taiwan, pada tanggal 23-27 Juli 2025. Acara berlangsung di dua lokasi perguruan tinggi Taiwan: National Taiwan University dan Chung Yuan Christian University. Konferensi yang juga merupakan kompetisi ini dibuka oleh walikota Taoyuan Dr. Chang San-cheng.

Bidang penelitian Sains dalam APCYS 2025 terdiri dari: Computer Science, Physics, Mathematics, Life Sciences dan Environmental Science. Peserta konferensi internasional ini adalah siswa sekolah menengah yang berasal dari negara-negara Asia Pasifik.

Indonesia melalui Center for Young Scientists (CYS) mengirimkan 5 peneliti peneliti belia hasil seleksi berjenjang dari Lomba Peneliti Belia (LPB) tahun 2024 tingkat provinsi dan tingkat internasional. Menjelang hari kemerdekaan Republik Indonesia ke 80 tahun ini, 5 srikandi belia yang terpilih tersebut berlaga di ajang riset tingkat internasional APCYS 2025 dan mempersembahkan 2 penghargaan Gold Award dan 2 penghargaan Solver Award.

Viveca Gracia Satyawibawa dan Gracesylla Eka Bonita, dari SMA Kolese Loyola Semarang membawakan riset di bidang Computer Science dengan judul “See-Skin: Intelligent Skin-Cancer Screening at Your Fingertips”, berhasil meraih penghargaan Gold Award. Penghargaan Gold Award juga diraih oleh Karen Patricia Subrata (SMA Cita Hati East Campus) di bidang Mathematics berjudul “Unraveling the Secret: Causality Behind Mechanistic Transmission of Type-2 Diabetes in Women”.

Penghargaan Silver Award berhasil dipersembahkan oleh Lady Floppytha Kamilah Azzahra (SMAN 5 Surabaya) pada bidang Environmental Science dengan judul “Reducing Carbon Monoxide Emissions Using Activated Carbon from Coconut Shell Waste”. Sedangkan Angelique Kania Wiguna dari SMA St. Angela Bandung dengan riset berjudul “Relative Risk Mapping Through SMR Method to Smack Dengue” juga berhasil mendapatkan penghargaan Silver Award di bidang Mathematics.

Sebelum berlaga di tingkat internasional, para peneliti belia ini telah mengikuti proses seleksi, dan mendapatkan pembinaan sebanyak tiga kali karantina dalam rentang bulan Januari hingga Juli  2025. Kegiatan pembinaan dilaksanakan di Bandung dan Jakarta dengan melibatkan pakar bidang dari Universitas Katolik Parahyangan, Institut Teknologi Bandung, 1928.id, dan pakar internal CYS. Keberangkatan tim ke Taiwan dipimpin langsung oleh Direktur CYS, Ibu Monika Raharti, Ph.D., didampingi oleh ibu Farah Kristiani, Ph.D.

Suasana ajang penelitian internasional Asia-Pacific Conference of Young Scientists (APCYS) 2025

Tujuan diselenggarakannya konferensi riset ini adalah untuk menumbuhkan kecintaan akan sains pada peserta didik di sekolah menengah. Tahun ini terdapat 57 peserta dari 11 negara yang mengikuti konferensi yakni: Taiwan, ⁠Thailand, Indonesia, Malaysia, Guam, Mexico, Russia, Mongolia, Nepal, Belanda, dan Turki.

Center for Young Scientists mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang mendukung persiapan hingga keberangkatan tim Indonesia sampai berhasil menorehkan prestasi yang gemilang di kancah internasional.(sur)

Read Entire Article
Kendari home | Bali home | Sinar Harapan